KONTANC.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir secara daring pada penyelenggaraan pertemuan The 2 nd ASEAN Finance and Health Ministers Meeting (2 nd AFHMM) pada (8/08/24) yang diselenggarakan di Vientiane, Laos.
Pertemuan ini menjadi salah satu pertemuan strategis para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan ASEAN untuk membahas topik utama terkait keberlanjutan kolaborasi lintas sektoral finance dan health di kawasan.
Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya bersama untuk pemulihan dan pembangunan kembali pasca pandemi COVID-19, serta memperkuat kapasitas kawasan untuk dapat mengembangkan sistem layanan kesehatan yang berkelanjutan, adil, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Studi yang dilakukan ADB di tahun 2023 mencatat kesenjangan pembiayaan yang sangat besar di ASEAN untuk kebutuhan kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons kesehatan (preparedness, prevention, and response – PPR). Studi ini perlu ditindaklanjuti untuk mendukung inisiatif lintas sektoral Finance-Health di ASEAN.
Sri Mulyani meyebut, dengan mengidentifikasi kesenjangan yang ada, berbagi pengalaman dan praktik baik, serta memanfaatkan inisiatif global seperti Pandemic Fund, maka dapat membuka jalan menuju ASEAN yang lebih sehat dan sejahtera.
Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk bekerja sama, memastikan bahwa upaya kolektif kita menghasilkan peningkatan nyata dalam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat kita,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Sabtu (10/8).
Menurutnya, sinergi dan kolaborasi antara sektor keuangan dan kesehatan diharapkan dapat mengembangkan strategi yang memastikan keberlanjutan pembiayaan pada sistem kesehatan.
Dengan demikian, kolaborasi ini dapat merumuskan kebijakan dan reformasi kesehatan yang memastikan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, serta mengurangi hambatan finansial terhadap akses layanan kesehatan bagi populasi rentan.
Pada pertemuan The 2nd AFHMM ini Indonesia mendorong agar sinergi lintas sektoral antara sektor keuangan dan kesehatan dapat diarahkan untuk penguatan arsitektur dan kapasitas kesehatan Kawasan.
Hal ini perlu dilakukan melalui pengembangan manfaat dari inisiatif dan sumber daya yang sudah ada, serta selaras dengan perkembangan inisiatif serupa di tingkat global.
Pembentukan Pandemic Fund di forum G20 yang diinisiasi pada Presidensi Indonesia, perlu dimanfaatkan oleh ASEAN untuk bersama-sama memperkuat sistem layanan kesehatan, kemampuan respons pandemi, dan pada akhirnya menyelamatkan hidup masyarakat. Dana ini dapat dimanfaatkan misalnya melalui pengembangan kapasitas laboratorium dan infrastruktur distribusi vaksin.
Pertemuan The 2nd AFHMM ini juga melanjutkan inisiatif yang telah dibangun Indonesia sebelumnya pada periode Keketuaan ASEAN tahun 2023. Indonesia berkomitmen membangun sinergi para anggota ASEAN dalam memperkuat ketahanan kesehatan regional, termasuk untuk upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap ancaman pandemi di ASEAN.