wmhg.org – JAKARTA. Kinerja reksandana dalam sepekan terakhir masih cukup variatif. Masih sama seperti pekan sebelumnya, reksadana pendapatan tetap kembali memimpin perolehan imbal hasil.
Mengutip laporan mingguan Infovesta periode 2 – 9 Agustus, reksadana pendapatan tetap tercatat tumbuh 0,29%. Kalau dihitung sejak awal tahun kenaikannya sudah mencapai 2,08%. Secara year to date (ytd) kinerjanya masih lebih rendah dibandingkan dengan reksadana pasar uang.
Sementara itu, pada periode mingguan 2 – 9 Agustus, reksadana pasar uang menempati posisi kedua dengan nilai imbal hasil 0,09%. Reksadana yang instrumen investasinya didominasi pada aset jangka pendek ini justru berhasil memimpin kinerja sejak awal tahun dengan kenaikan 2,79%.
Kemudian di posisi ketiga, ada reksadana campuran. Kinerjanya secara mingguan – 0,33%. Hanya saja kalau dibandingkan secara ytd penurunannya jauh lebih dalam yaitu di kisaran -1,23%.
Posisi kunci ditutup oleh reksadana saham dengan kinerja indeks – 0,63%. Secara ytd penurunannya jauh lebih dalam yaitu – 7,61%.
Kinerja reksadana saham masih mengikuti tren bearish yang terjadi pada IHSG. Dalam sepekan terakhir turun -0,70% ke level 7.257,00 dipicu oleh mayoritas saham big-caps yang melemah. Dari sisi saham, pemberat IHSG yakni AMMN (-6,13%), BREN (-2,91%), dan BBRI (-0,85%).
Data dari domestik maupun luar masih belum memberikan katalis positif. Dari dalam negeri, rilis data PDB pada kuartal II-2024 menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5,05% YoY lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 sebesar 5,11% YoY.
Sementara dari luar, data neraca perdagangan China pada bulan Juli 2024 yang mengalami penurunan menjadi $84,65 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar $99,05 miliar. Begitu juga neraca perdagangan AS pada bulan Juni 2024 menyempit menjadi $73,1 miliar dibanding bulan sebelumnya.
Sentimen dari domestik, rilis data PDB pada kuartal II-2024 dimana perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05% YoY lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 sebesar 5,11% YoY. Dari China, rilis data neraca perdagangan pada bulan Juli 2024 yang mengalami penurunan menjadi $84,65 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar $99,05 miliar. Sedangkan dari AS, neraca perdagangan pada bulan Juni 2024 menyempit menjadi $73,1 miliar dibanding bulan sebelumnya.
Berikut 5 reksadana pendapatan tetap dengan return tertinggi sepekan :
1. Danareksa Melati Pendapatan Tetap Multi Plus (+5,92%)
2. Shinhan Suku Syariah I (+5,51%)
3. Insight Simas Asna Pendapatan Tetap Syariah I Asna (+5,17%)
4. Mandiri Obligasi Optima 2 (+5,04%)
5. NET Dana Stabil (+5,01%)