wmhg.org -JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI) berusaha meningkatkan kembali kinerja bisnisnya pada sisa akhir tahun 2024. Hal ini didukung oleh bergairahnya sektor pertanian seiring musim tanam yang akan tiba jelang akhir tahun nanti.
Agus Saputra Wijaya, Presiden Direktur Bisi Internasional mengatakan, pihaknya optimistis tren penjualan produk-produk benih jagung dan holtikultura perusahaan akan mengalami lonjakan. Sebab, musim tanam pertanian akan segera dimulai beriringan dengan datangnya musim hujan di Indonesia.
“Tidak hanya benih saja yang naik kebutuhannya, melainkan juga produk pestisida yang akan naik,” ujar Agus, Selasa (3/9).
Manajemen BISI sejak awal tahun telah menetapkan target pertumbuhan penjualan dan laba bersih sebesar dua digit dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, potensi realisasi kinerja BISI masih perlu dianalisis lebih jauh menyesuaikan dengan musim hujan yang akan datang sebentar lagi.
“Semakin cepat musim hujan datang, akan semakin baik untuk industri pertanian karena permintaan benih dan pestisida meningkat,” imbuh dia.
Antisipasi La Nina
BISI juga tidak begitu mengkhawatirkan fenomena La Nina yang berpotensi terjadi di Indonesia tahun ini. Perusahaan tersebut mengklaim sudah menyediakan pasokan benih jagung dan holtikultura maupun pestisida yang cukup untuk menghadapi musim hujan hingga La Nina.
Lagi pula, BISI telah memperkuat posisi produk benih jagung hibrida dengan merilis tiga varietas baru yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan memiliki adaptasi lingkungan serta daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik. Ketiga varietas ini diberi kode BISI 234, BISI 235, dan BISI 236.
Sekedar info, La Nina merupakan kejadian anomali iklim global yang ditandai oleh keadaan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya. Akibatnya, curah hujan mengalami kenaikan yang signifikan, terutama di wilayah tengah hingga timur Indonesia.
Lebih lanjut, BISI menggelontorkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 86,8 miliar pada 2024. Hingga akhir Agustus, capex BISI sudah terserap sebesar Rp 45,5 miliar atau setara 52,4% dari total capex perusahaan tahun ini.
Sebagian besar capex BISI pada tahun ini ditujukan untuk pembelian mesin-mesin produksi, baik formulasi pestisida maupun processing benih. Selain itu, BISI juga berinvestasi membangun greenhouse baik untuk keperluan riset maupun produksi. Dana belanja BISI juga terpakai untuk pembelian perlengkapan laboratorium.