wmhg.org – JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengejar pertumbuhan laba dengan level high single digit pada tahun ini. AKRA menggenjot kinerja pada semester II-2024 dengan memaksimalkan segmen bisnis perdagangan & distribusi serta kawasan industri.
Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo, Suresh Vembu mengungkapkan bisnis perdagangan & distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kimia dasar punya prospek yang lebih baik pada semester kedua. Penopangnya adalah permintaan yang lebih tinggi dari industri dan dukungan faktor cuaca.
Suresh optimistis segmen bisnis utama AKRA ini akan tumbuh sejalan dengan peningkatan aktivitas pertambangan serta pertumbuhan smelter, dari nikel hingga tembaga. Aktivitas hilirisasi ini bakal mendongkrak kebutuhan kimia dasar terutama di area Sulawesi, Maluku, dan Indonesia Timur lainnya.
Selain itu, perolehan laba AKRA akan ditopang oleh segmen kawasan industri dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik. Pada kuartal III-2024 ini, AKRA terus melakukan negosiasi untuk mendongkrak penjualan lahan, salah satunya dengan perusahaan sektor kimia dari China.
AKRA Chart by TradingView
Suresh meyakini AKRA bisa mengejar target penjualan lahan sekitar 100 hektare (ha) hingga 112 ha pada tahun ini. Lebih tinggi dari realisasi tahun lalu sebesar 91 ha. Kami optimistis bisa menjadi sekitar 7%-8% profit growth di tahun ini. Kami estimasi pertumbuhan laba high single digit, kata Suresh dalam paparan publik, Jum'at (30/8).
Adapun, kinerja AKRA melandai pada semester I-2024. Pendapatan AKRA menyusut sebanyak 6,04% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 18,65 triliun. Sedangkan laba bersih merosot 2,91% (YoY) menjadi Rp 1 triliun.
Head of Investor Relations AKR Corporindo, Ignatius Teguh Prayoga menyampaikan bahwa skenario pertumbuhan laba tersebut merupakan target moderat yang ingin dicapai oleh AKRA. Menimbang capaian semester pertama dan outlook industri pada paruh kedua, Teguh optimistis AKRA setidaknya bisa mengamankan pertumbuhan net profit sekitar 4% – 7%.
Pada semester kedua kami melihat aktivitas pertambangan akan meningkat. Beberapa klien kami sudah menunjukkan perkembangan yang cukup positif. Kami juga melihat prospek dari smelter, sehingga harus mempersiapkan infrastruktur di Indonesia Timur, terang Teguh.
AKRA sedang menggelar ekspansi infrastruktur di wilayah Indonesia timur, terutama di Morowali. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga dilakukan di JIIPE, serta penambahan kapasitas di hub stagen Kalimantan.
Perseroan menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp 700 miliar – Rp 800 miliar untuk ekspansi infrastruktur tersebut, yang sebagian sudah dibelanjakan pada tahun 2023. Sedangkan untuk maintenance capex dan pengembangan bisnis lainnya, pada tahun ini AKRA menganggarkan sekitar Rp 200 miliar – Rp 300 miliar.
hingga semester I-2024, AKRA telah menyerap capex lebih dari 50%. Selain dari segmen perdagangan & distribusi BBM dan kimia dasar serta kawasan industri, AKRA juga memperkuat segmen perdagangan ritel BBM.
Saat ini AKRA sudah mengoperasikan sebanyak 106 outlet dengan merek AKR serta 53 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) BP-AKR yang terutama berada di Jabodetabek, Jawa Timur dan Jawa Barat.
AKRA berencana kembali membuka sebanyak 15 hingga 20 SPBU di sisa tahun ini. Sehingga nantinya akan ada sekitar 70 hingga 75 SPBU BP-AKR yang beroperasi di akhir tahun 2024.
Di segmen ritel ini, AKRA juga menjajaki pengembangan bisnis bahan bakar aviasi, lubrikan dan metanol. Di samping BBM, ekspansi bisnis lainnya menyasar ke penukaran dan pengisian baterai kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV).
Prospek EV ke depan bagus dengan dorongan pemerintah. Bersama BP ada rencana untuk charging outlet di beberapa tempat. Kami tetap lihat perkembangan bisnis EV untuk menjadi salah satu program pengembangan ke depan, tandas Suresh.