wmhg.org – Harga minyak mentah naik untuk sesi kelima berturut-turut pada Senin (12/8), mempertahankan kenaikan lebih dari 3% yang tercatat minggu lalu.
Kekhawatiran resesi Amerika Serikat (AS) mereda, sementara ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung harga.
Harga minyak mentah Brent naik 22 sen atau 0,3% menjadi US$79,88 per barel pada pukul 04:58 GMT.
Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 36 sen, atau 0,5%, menjadi US$77,20 per barel.
Support datang dari data AS yang lebih baik dari perkiraan minggu lalu, yang mengurangi kekhawatiran akan resesi di AS, kata analis IG Markets, Tony Sycamore.
Ada juga banyak kekhawatiran tentang kapan Iran mungkin membalas pembunuhan pemimpin Hamas dan Hezbollah oleh Israel. Tampaknya hanya masalah waktu.
Iran dan Hezbollah telah berjanji akan membalas atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dan komandan militer Hezbollah, Fuad Shukr.
Pasar masih menunggu respons Iran, kata Warren Patterson, kepala penelitian komoditas ING.
Selain itu, serangan Israel ke Gaza semakin intensif pada Sabtu dengan serangan udara di kompleks sekolah yang menewaskan setidaknya 90 orang, menurut Layanan Darurat Sipil Gaza.
Meskipun Israel mengatakan, jumlah korban tewas tersebut berlebihan. Hamas meragukan partisipasinya dalam pembicaraan gencatan senjata baru pada Minggu.
Brent mengakhiri minggu lalu dengan naik lebih dari 3,5% dan WTI naik lebih dari 4%, didorong oleh data ekonomi yang mendukung dan meningkatnya harapan akan pemotongan suku bunga AS.
Tiga bank sentral AS mengatakan minggu lalu bahwa inflasi tampaknya cukup mendingin sehingga The Fed dapat memangkas suku bunga segera bulan depan.
Harga konsumen China naik lebih cepat dari perkiraan pada Juli dan klaim pengangguran mingguan AS turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu.