Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada awal perdagangan pekan ini. Penguatan rupiah ini lebih disebabkan sentimen eksternal yaitu pidato dari Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powel.
Pada Senin (25/8/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat 93 poin atau 0,57 persen menjadi Rp 16.258 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp 16.351 per dolar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi pidato Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Jackson Hole yang relatif less hawkish.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah tajam menyusul pidato Powell di Jackson Hole yang relatif less hawkish yang dimana meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” ujar dia dikutip dari Antara.
Powell mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September 2025.
Dalam pertemuan di simposium Jackson Hole, ia menekankan risiko inflasi cenderung naik dan risiko ketenagakerjaan cenderung menurun dalam waktu dekat, sehingga menciptakan situasi yang sulit.
Powell juga menyampaikan bahwa kebijakan moneter tak berada di jalur yang telah ditentukan sebelumnya, dan anggota FOMC akan membuat keputusan terkait suku bunga hanya berdasarkan penilaian mereka pada data dan implikasinya terhadap prospek ekonomi maupun keseimbangan risiko.
“Powell menyoroti meningkatnya risiko pelemahan di pasar kerja. Dia juga membuka peluang adanya pemangkasan suku bunga pada September,” kata Lukman.