Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 akan mencatatkan defisit sebesar 2,78% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal ini disampaikan Sri Mulyani usai melapor langsung kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara terkait perkembangan pembahasan APBN bersama DPR. Menurut Menkeu, angka defisit tersebut mencerminkan kondisi penerimaan dan belanja negara yang terus disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Kami menyampaikan bahwa tahun ini 2025 outlook dari APBN akan mencapai defisit 2,78% dari PDB. Itu karena dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanja negara, kata Sri Mulyani di Istana Negara, Rabu (23/7/2025).
Menkeu mengatakan, Pemerintah tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam menyusun APBN agar tetap kredibel dan mampu merespons tantangan ekonomi global. Kebijakan fiskal 2025 akan diarahkan untuk menjaga keberlanjutan fiskal, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta menjamin perlindungan sosial yang lebih baik bagi masyarakat.
Belanja Negara Fokus ke Program Prioritas
Sri Mulyani menegaskan komposisi belanja negara dalam APBN 2025 akan difokuskan untuk mendanai program-program prioritas pemerintah. Hal ini termasuk sektor pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan, yang menjadi pilar pembangunan nasional jangka menengah.
Program unggulan seperti makanan bergizi gratis, perbaikan sekolah, penguatan koperasi, serta infrastruktur irigasi dan bendungan menjadi fokus utama dalam pengalokasian anggaran. Pemerintah juga mengalokasikan belanja untuk pengembangan sekolah digital dan modernisasi madrasah.
Itu semuanya tadi telah kami laporkan sehingga untuk mendapatkan arahan dari Bapak Presiden apakah prioritasnya telah sesuai untuk finalisasinya tentu saya tidak menyampaikan pada media pada malam hari ini, karena nanti yang akan disampaikan oleh Presiden pada DPR, pada paripurna DPR tanggal 15 Agustus, ujarnya.