Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pagi (7/8/2025).
Rupiah naik 44 poin atau 0,27% menjadi 16.318 per dolar AS dari semula 16.362 per dolar AS. Demikian mengutip dari Antara.
Ekonom BCA David Sumual menuturkan, hampir semua mata uang negara berkembang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 7 Agustus 2025). Penguatan rupiah itu di tengah harapan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) naik.
“Pasar bergerak risk-on ekspektasi suku bunga the Fed meningkat pasca komentar dovish tiga gubernur Fed,” kata dia saat dihubungi www.wmhg.org.
David menyebutkan, Dewan Gubernur The Fed Lisa Cook menyebut laporan pekerjaan Juli “mengkhawatirkan,” dengan hanya 73.000 lapangan kerja tercipta dan revisi penurunan hampir 260.000 dari dua bulan sebelumnya.
Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 4,2%. Revisi penurunan pada Juli merupakan titik balik dari arah kebijakan moneter Fed. Pejabat The Fed seperti Neel Kashkari mengisyaratkan potensi pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, dengan dua penurunan diprediksi hingga akhir 2025.
Cadangan Devisa
Penguatan rupiah terjadi di tengah rilis Bank Indonesia (BI) soal cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2025. BI melaporkan cadangan devisa Indonesia terjaga tetap tinggi sebesar USD 152 miliar. Namun, posisi itu sedikit turun dari posisi akhir Juni 2025 sebesar USD 152,6 miliar.
“Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam laman BI.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, ujar dia.
Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.
Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.