Jakarta Bulan kemerdekaan selalu menjadi momen untuk mengenang perjuangan dan memaknai kembali arti kebebasan. Kisah kemerdekaan tidak hanya berbicara perjuangan masa lalu, tetapi juga keberanian menembus batas di masa kini. Salah satunya datang dari dunia pertambangan, sektor yang selama ini minim partisipasi perempuan.
Ini diperkuat data World Bank, bahwa di Indonesia mencatat partisipasi angkatan kerja perempuan pada sektor tambang masih di bawah 15%.
Apriaty Sirait, salah satunya, jadi bukti bahwa mimpi perempuan bisa menembus batas. Perempuan kelahiran Tarakan ini tak hanya memegang kendali alat-alat raksasa, tetapi juga sebagai trainer perempuan pertama di PT Cipta Kridatama (CK), salah satu anak usaha PT ABM Investama Tbk yang bergerak di bidang mining contractor.
Langkah panjang kariernya sebagai operator alat berat membawa dirinya menerima penghargaan Perempuan Berbakti 2025 untuk kategori Perempuan Berbakti di Perusahaan. Penghargaan yang diprakarsai Corporate Forum for CSR Development (CFCD) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2025 ini merupakan pengakuan langkah perempuan, sekecil apa pun, mampu menggerakkan perubahan besar.
Perjalanan Apriaty dimulai pada 2009. Setelah lulus dari bangku SMA ia diterima sebagai fresh graduate operator pada salah satu perusahaan tambang. Di usia muda, ia belajar mengoperasikan truk tambang seberat ratusan ton seperti Caterpillar 785 hingga Liebherr T282.
Perjalanan kariernya tak selalu mulus, beberapa kali mengalami pemutusan hubungan kerja yang membuatnya jatuh dan harus bangkit kembali.
Namun, ia tak pernah berhenti melangkah. Dia melanjutkan pendidikan, mengambil sertifikasi, dan membangun karier sampai akhirnya diterima di CK pada 2021.Ia dibekali sertifikat berlisensi training of trainer (ToT). Hingga kini, ia melatih lebih dari 300 trainee dengan mayoritas laki-laki.
“Saya sempat merasa tidak pantas. Tapi saya bertekad membuktikan bahwa perempuan juga bisa jadi trainer kompeten dan profesional,” katanya, Kamis (21/8/2025).