Jakarta Nilai tukar Rupiah (IDR) terus menunjukkan penguatan dalam beberapa hari terakhir, ketika pasar global tengah dilanda ketidakpastian.
Data Bloomberg pada Senin (26/5/2025) menunjukkan, kurs Rupiah telah menguat hingga 5,50 poin atau 0,03 persen ke level Rp 16.212 per dolar AS (USD).
Bank Indonesia (BI) mencatat, Rupiah telah mengalami penguatan sebesar 2,6 persen hingga 26 Mei 2025, di antara mata uang Asia.
“Kita lihat bahwa Indonesia Rupiah sampai dengan tanggal 26 itu mengalami penguata 2,6 persen. Kemudian di atasnya Indonesia ada Baht Thailand yang menguat 2,95 persen, (Ringgit) Malaysia menguat 2,64 persen. Di bawah Indonesia ada Singapura menguat 1,9 persen. Kemudian Filipina menguat 1,03 persen,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, kepada media di Kantor BI, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).
Kinerja positif rupiah ini menempatkannya sebagai salah satu mata uang dengan performa terbaik di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, pelemahan tercatat terjadi pada mata uang India dan dolar Hongkong.
Melihat pergerakan Rupiah yang positif, Bank Indonesia (BI) memastikan kesiapannya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui berbagai langkah strategis.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bank sentral siap mengerahkan seluruh instrumen yang dimiliki untuk menstabilkan rupiah.
“BI akan all out untuk membuat rupiah itu lebih stabil, dan tentunya BI sudah akan mengoptimalkan instrumen yang ada, melakukan intervensi di pasar offshore, melakukan intervensi di pasar sport, pasar DNDF, dan juga apabila diperlukan BI akan melakukan transaksi, terutama pembelian di pasar SBN di dalam negeri,” ungkap Denny.