Jakarta – Presiden terpilih Bolivia, Rodrigo Paz, berencana menerapkan teknologi blockchain untuk mereformasi sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah guna memerangi praktik korupsi.
Dilansir Cointelegraph, Selasa (21/10/2025), Rodrigo Paz memenangkan pemilihan putaran kedua pada Minggu (19/10/2025) dengan perolehan 54,5 persen suara, mengalahkan pesaingnya, Jorge Quiroga.
BACA JUGA:Rodrigo Paz Menangkan Pilpres Bolivia, Akhiri 20 Tahun Pemerintahan Berhaluan Kiri
Ia akan resmi menjabat pada 8 November mendatang, mewarisi kondisi ekonomi yang tertekan akibat krisis bahan bakar dan keterbatasan akses terhadap dolar AS.
Dalam platform pemerintahannya, Paz mengusung dua kebijakan berbasis blockchain. Pertama, penggunaan blockchain dan smart contract untuk mengotomatisasi proses pengadaan pemerintah, dengan tujuan menghilangkan campur tangan manusia dalam pengambilan keputusan. Langkah ini diharapkan dapat memperkecil peluang terjadinya manipulasi oleh pejabat korup.
Kedua, pemerintah akan membuka program deklarasi aset kripto bagi warga Bolivia. Aset digital yang dilaporkan masyarakat nantinya akan dikonversi untuk memperkuat dana stabilisasi valuta asing. Program ini bukan untuk menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi, melainkan menjadikan kripto sebagai alat keuangan pendukung kestabilan ekonomi nasional.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.