Jakarta Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mencabut deklarasi darurat militer hanya enam jam setelah menerapkannya, menyusul ketegangan yang meningkat di Majelis Nasional Korea Selatan. Â
Dikutip melalui cointelegraph, Rabu (4/12/2024) Deklarasi tersebut dicabut sekitar pukul 4:30 pagi waktu setempat dalam sebuah rapat kabinet, menurut laporan lokal. Sebanyak 190 anggota parlemen dari total 300 anggota parlemen negara itu memberikan suara untuk menolak perintah darurat militer. Â
Saya akan menerima permintaan Majelis Nasional dan mencabutnya, kata YoonÂ
Menurut hukum Korea Selatan, pemerintah harus mencabut darurat militer jika mayoritas parlemen mengajukan permintaan melalui pemungutan suara. Â
Pengumuman mendadak Yoon melalui siaran langsung televisi pada Selasa malam mengguncang panggung global, memicu tanggapan dari Gedung Putih yang menyatakan keprihatinan serius atas perkembangan yang terjadi di R.O.K. (Republik Korea). Â
Yoon mengatakan, deklarasi darurat militer itu dikeluarkan untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan komunis Korea Utara dan untuk menghilangkan elemen-elemen anti-negara. Â
Ini adalah langkah yang tak terhindarkan untuk memastikan kebebasan dan keselamatan rakyat serta menjamin keberlangsungan negara melawan kerusuhan yang dipicu oleh elemen subversif anti-negara ini, kata Yoon sebelumnya. Â