wmhg.org – Mengapa fenomena Edi Horeg sekaligus Brewog Audio, Sound Horeg begitu meledak?
Mengapa ribuan orang rela berdesak-desakan di lapangan hanya untuk merasakan getaran bass di dada mereka? bahkan sampai ada yang bisa merontokkan genteng rumah.
Jawabannya jauh lebih dalam dari sekadar suka kencang.
Edi Santoso atau dikenal Thomas Alva Edi Sound secara tidak sengaja telah menciptakan sebuah subkultur, semacam sebuah agama baru bagi para pemuja bass.
Ini adalah empat alasan mengapa Edi Horeg lebih dari sekadar peracik audio, melainkan seorang ikon budaya.
1. Ia Tidak Menjual Suara, Ia Menjual Pengalaman Fisik
Daya tarik utamasound horegbukanlah apa yang Anda dengar dengan telinga, melainkan apa yang Anda rasakan dengan seluruh tubuh.
Getaran frekuensi super rendah yang dihasilkan Brewog Audio menciptakan sensasi fisik yang unik, dada yang berdebar kencang, tanah yang bergetar, bahkan sensasi pusing ringan.
Ini adalah pengalaman multisensori yang adiktif, sebuah narkoba sonik yang membuat orang ingin merasakannya lagi dan lagi.
2. Ia Menciptakan Identitas bagi Komunitas Pinggiran
Karnaval, hajatan desa, danbattle soundadalah ruang hiburan bagi komunitas yang seringkali tidak tersentuh oleh industri hiburan mainstream Jakarta. Edi Horeg memberikan mereka sebuah identitas dan kebanggaan.
Memilikisound systempaling horeg di desa menjadi sebuah simbol status. Ia berhasil mengubah hobi audio menjadi sebuah ajang kompetisi dan ekspresi diri bagi banyak anak muda di daerah.
3. Ia Adalah Simbol Perlawanan Terhadap Kemapanan Audio
Dunia audiophile tradisional seringkali terpaku pada aturan-aturan kaku tentang kejernihan , clarity, dan balance.
Edi Horeg datang dan mendobrak semua itu. Ia memprioritaskan kekuatan, getaran, dan serangan bass di atas segalanya.