wmhg.org – JAKARTA. Pendaftaran calon kepala daerah di Pilkada serentak 2024 segera ditutup pada hari ini, Kamis (29/9). Pergerakan partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus pun turut jadi sorotan di tiap daerah.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan bahwa anggota KIM Plus tidak semuanya berjalan beriringan di tiap daerah, pasalnya partai-partai KIM yang punya keunggulan di daerah bakal mengusung jagoannya masing-masing.
“Saya memang melihat tidak bisa dipaksakan di semua daerah, dipaksakan KIM untuk bisa solid 100%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8).
Ujang yang juga sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menuturkan, di wilayah Jawa Timur (Jatim) partai KIM tampak solid, meskipun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) punya kandidatnya sendiri.
Asal tahu saja, PKB mengusung Luluk Nur Hamidah dan Lumanul Khakim untuk berkontestasi di Pemilihan Gubenur Jatim.
“Di Jawa Tengah (Jateng) (KIM Plus) relatif solid, di Jakarta sangat solid, di Banten solid 90% karena Golkar bersama dengan PDI Perjuangan (PDIP). Kalau di Jawa Barat, KIM tidak solid karena banyak kader partai bahkan ketua umumnya maju sebagai kandidat Cagub,” kata Ujang.
Sementara itu, Ujang mengungkapkan, untuk melihat siapa yang bakal menang di Pilkada ditiap daerah itu, maka merujuk pada elektabilitas masing-masing kandidat di wilayah tersebut.
Dia menilik, di Jatim Khofifah punya elektabilitas yang cukup baik, lalu di Jateng kedua pasangan calon yang bakal maju punya elektabilitas yang sama kuat, begitu juga dengan di wilayah Jawa Barat.
“Jawa Barat 50:50 juga walaupun Dedi Mulyadi punya potensi karena elektabilitasnya cukup lumayan pasca Ridwan Kamil (RK) tidak nyalon di Jabar. Siapa punya elektabilitas tinggi dari pasangan-pasangan itu yang punya peluang menang,” tandasnya.