wmhg.org – JAKARTA. Harga batubara mengalami masih mengalami penurunan hingga hari ini. Hal tersebut diperkirakan masih akan berdampak ke kinerja emiten produsen batubara.
Melansir Trading Economics, harga batubara sudah turun 9,29% secara tahunan dan terkoreksi 1,18% secara bulanan. Saat ini, harga batubara ada di level US$ 142 per ton.
Director Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kinerja emiten batubara tidak jauh berbeda dengan emiten komoditas lainnya. Sebab, kinerja mereka tergantung dari seberapa besar volume penjualan dan perubahan harga komoditas tersebut.
Di kuartal III 2024, Reza melihat, kinerja emiten batubara cenderung turun seiring dengan melemahnya harga batubara dan rendahnya permintaan.
“Namun, kondisi tersebut diharapkan bersifat sementara saja. Sebab, masih ada potensi meningkatnya kembali permintaan akan batubara seiring pulihnya ekonomi global dengan meningkatnya aktivitas pabrikan manufaktur,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/9).
Baca Juga: IHSG Berbalik Menguat ke 7.653,1 di Sesi Pertama, ISAT, KLBF, TOWR Top Gainers LQ5
Reza menyarankan, sejumlah emiten batubara yang dapat dipertimbangkan adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT ABM Investama Tbk (ABMM), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham ADRO ada di level support Rp 3.530 per saham dan resistance Rp 3.800 per saham. William merekomendasikan beli untuk ADRO dengan target harga Rp 3.800 per saham.
Sementara, pergerakan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dilihat William tengah menguat dengan level support Rp 2.730 per saham dan resistance Rp 3.000 per saham. PTBA direkomendasikan beli dengan target harga Rp 3.000 per saham.
ADRO Chart by TradingView