Jakarta – Harga emas turun lebih dari 1% pada perdagangan hari Jumat karena penguatan dolar AS dan aksi ambil untung investor. Penurunan harga emas dunia ini juga terjadi di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Namun, prospek penurunan suku bunga Federal Reserve AS (bank sentral AS) membuat emas batangan tetap berada di jalur kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Selain itu, harga emas juga masih bertahan di atas USD 3.000 per ons.
BACA JUGA:Pasar Saham Bergejolak, Mengapa FORE Nekat IPO?
BACA JUGA:Diajak Bukber Calon Mertua? Pakai Perhiasan Emas Ini Biar Makin Pede
BACA JUGA:Harga Emas Cetak Rekor Termahal, Ini Kelebihan Koleksi Emas Digital!
Baca Juga
-
Harga Emas Antam Lengser dari Rekor Termahal, Hari Ini Dipatok Segini
-
Lebih Untung Investasi Emas atau Berlian? Simak Jawabannya di Sini
-
Prospek Saham Emiten Emas Masih Menarik di Tengah Ketidakpastian Global
Mengutip CNBC, Sabtu (22/3/2025), harga emas spot turun 1% menjadi USD 3.014,36 per ons. Harga emas berjangka AS turun 0,7% menjadi USD 3.021,80. Emas batangan telah naik 0,7% sejauh minggu ini.
Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai investasi safe haven selama masa ketidakpastian geopolitik ekonomi dan biasanya berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah, telah mencapai 16 rekor tertinggi tahun ini.
Harga emas tembus USD 3.057,21 per ons pada perdagangan hari Kamis yang merupakan puncak teratas sepanjang masa.
“Pasar sedang beristirahat sejenak. Ada aksi ambil untung pada level ini dan juga dolar menguat hari ini,” kata analis Marex Edward Meir.
Dolar AS naik 0,2%, mencapai level tertinggi dalam dua minggu dan membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Permintaan safe haven yang berkelanjutan, baik berdasarkan kekhawatiran perdagangan maupun risiko geopolitik, terus menjadi kekuatan pendorong utama, kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.