Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dengan total nilai mencapai Rp 80,98 triliun hingga 20 April 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika pasar keuangan global serta memperkuat likuiditas di sistem keuangan domestik.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan pembelian SBN dilakukan melalui dua jalur, yakni pasar sekunder dan pasar primer. Di pasar sekunder, BI membeli SBN senilai Rp 54,98 triliun, sementara dari pasar primer, termasuk dalam bentuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), nilai pembelian mencapai Rp 26 triliun.
Ini adalah salah satu langkah tidak hanya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, koordinasi erat dengan kebijakan fiskal tapi juga memastikan intervensi di pasar falas tidak menimbulkan kekeringan likiditas rupiah. Inilah kebijakan kami menjaga kecukupan likuiditas, kata Perry dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (23/4/2025).
Perry menekankan, pembelian SBN oleh BI memiliki peran ganda. Selain memperkuat cadangan devisa dengan menyerap pasokan dolar AS dari pasar, langkah ini juga menyuntikkan tambahan likuiditas rupiah ke dalam sistem keuangan nasional. Hal ini penting untuk menjaga kelancaran transmisi kebijakan moneter serta mendukung stabilitas sektor keuangan.
Ia juga menambahkan sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal semakin diperkuat melalui koordinasi intensif dengan Kementerian Keuangan.
BI memastikan setiap langkah intervensi di pasar valas dan pembelian SBN dilakukan secara terukur dan berada dalam kerangka kebijakan yang menyeluruh.