Jakarta – Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) pada 17 September 2025, disertai meningkatnya ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah, Eropa, dan Asia, mendorong emas kembali menjadi aset lindung nilai utama.
Sejumlah analis memperkirakan harga emas dunia berpeluang menembus level USD 4.000 per troy ounce dalam beberapa waktu ke depan.
BACA JUGA:Reli Berlanjut, Harga Emas Tembus Rekor Baru!
BACA JUGA:Harga Emas Perhiasan Hari Ini 17 September 2025 Setelah Emas Dunia Sentuh Rekor Baru
Baca Juga
-
Deutsche Bank Naikkan Proyeksi Harga Emas Jadi USD 4.000
-
9 Model Gelang Emas Rantai Hollow Ringan Harga Terjangkau, Tren Perhiasan 2025
-
Gubernur BI: Ketidakpastian Global Bikin Investor Berburu Emas
Financial Analyst Finex, Brahmantya Himawan, menilai kondisi tersebut menegaskan kembali relevansi emas dalam portofolio investasi. Pemangkasan suku bunga The Fed menekan imbal hasil riil sehingga opportunity cost memegang emas semakin rendah.
Dalam sejarah, periode suku bunga riil rendah hingga negatif selalu beriringan dengan reli harga emas,” ujar Himawan, dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
Brahmantya menjelaskan sejak pandemi Covid-19, emas konsisten dipandang sebagai instrumen lindung nilai paling solid. Kombinasi suku bunga riil rendah, inflasi yang tetap tinggi, dan risiko geopolitik global memperkuat sentimen positif terhadap logam mulia tersebut.
Menurutnya, selain faktor makroekonomi, momentum emas juga ditopang tingginya permintaan dari bank sentral negara berkembang, lonjakan investasi ritel, serta arus modal ke reksa dana berbasis emas (exchange traded fund/ETF).