wmhg.org – JAKARTA. Harga emas minggu ini diprediksi akan bergerak dalam tren bullish. Penguatan didorong oleh beberapa faktor fundamental dan teknikal yang menunjukkan sinyal positif.
Analis Dupoin Indonsia, Andrew Fischer mengatakan bahwa peluang kenaikan harga emas masih cukup tinggi, dengan potensi pergerakan ke arah yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Terlebih, katanya, belum ada tanda-tanda kuat yang menunjukkan kemungkinan penurunan harga dalam waktu dekat.
Namun, ia mengingatkan situasi dapat berubah tergantung pada data ekonomi yang akan dirilis minggu ini.
Khususnya Indeks Harga Konsumen (CPI/Consumer Price Index) AS, yang kemungkinan besar akan menjadi faktor penentu arah harga emas ke depannya, tulisnya dalam riset, Senin (12/8).
Data CPI AS yang akan dirilis menjadi fokus utama karena digunakan sebagai acuan untuk kebijakan moneter Federal Reserve.
Kendati begitu, ekspektasi penurunan suku bunga semakin kuat setelah beberapa komentar dari para pejabat The Fed, yang mengindikasikan bahwa inflasi mungkin sudah cukup terkendali untuk memungkinkan pelonggaran kebijakan moneter.
Ini dapat memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga, yang pada gilirannya dapat mendorong harga emas lebih tinggi, sebutnya.
Dalam skenario the Fed mulai menurunkan suku bunga, Fischer juga menilai investor yang sensitif terhadap suku bunga akan kembali melirik emas sebagai aset investasi, terutama melalui Exchange Traded Funds (ETF) yang berfokus pada emas.
Hal itu juga dapat memicu kenaikan harga emas yang lebih signifikan dalam beberapa minggu ke depan.
Fischer mencatat pasar emas saat ini masih stabil setelah mengalami kenaikan tajam pada sesi sebelumnya. Jumat (9/8), harga emas di pasar spot tercatat turun tipis sebesar 0,1% menjadi US$ 2.422,99 per ons troy, setelah hari sebelumnya mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,9%.
Namun memang, emas batangan mengalami penurunan sekitar 0,8% secara mingguan, menandai penurunan mingguan terbesar sejak 7 Juni.
Penurunan imbal hasil Treasury AS juga menjadi faktor pendukung harga emas. Penurunan imbal hasil UST membuat emas lebih menarik bagi investor yang mencari aset aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Berdasarkan trading Economics, harga emas pada Senin (12/8) pukul 10.39 WIB berada di US$ 2.426 per ons troy. Dalam 24 jam terakhir harganya terkoreksi 0,17% atau 4,04 poin.