wmhg.org – JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan kenaikan pendapatan prapenjualan alias marketing sales sekitar 40% dari Rp 682 miliar menjadi Rp 980 miliar pada Juli 2024. Sejumlah analis menilai peluang emiten properti akan membaik seiring perpanjangan insentif PPN DTP.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda melihat, APLN sudah mulai melakukan perbaikan kinerja keuangannya di semester I.
“Namun, jika dilihat dari pergerakan sahamnya hari ini, kinerjanya justru melemah. Kondisi ini disebabkan adanya aksi profit taking dari harga di akhir Agustus 2024 yang sempat menguat dalam empat hari,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (3/9).
Melansir RTI, saham APLN turun 3,31% dari perdagangan kemarin menjadi Rp 117 per saham. Dalam sebulan, saham APLN menguat 20,62%.
Sentimen penggerak kinerja APLN pada semester I yaitu adanya insentif PPN DTP 100% yang memberikan dorongan positif pada emiten properti salah satunya APLN.
“Selain itu, peningkatan daya beli masyarakat menjadi kontribusi untuk APLN disertai adanya strategi emiten yang tepat,” ungkapnya.
Di semester II 2024, kinerja APLN memiliki peluang untuk terus membaik dengan adanya perpanjangan insentif PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024 dan potensi pemangkasan suku bunga.
Vicky pun merekomendasikan buy on weakness untuk APLN dengan target harga Rp 125 per saham.
APLN Chart by TradingView
Disisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kinerja saham emiten properti memang tengah menguat dalam sebulan. Hal ini disebabkan oleh potensi penurunan suku bunga The Fed di bulan September ini.
Penurunan suku bunga The Fed di bulan September dan kemungkinan akan diikuti Bank Indonesia (BI) pada Oktober nanti bisa meningkatkan permintaan kredit, khususnya di sektor properti.
“Raihan marketing sales APLN dinilai sudah progresif. Hal itu juga tercermin dari perbaikan kerugian perseroan di semester I 2024,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (3/9).
Di semester II, kinerja APLN masih bisa meningkat jika stabilitas ekonomi domestik terjaga. Selain itu, perpanjangan insentif PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024 juga bisa menjadi sentimen positif yang kuat bagi APLN untuk memperbaiki kinerja.
Nafan melihat, saham APLN sudah overbought, sehingga masih ada kemungkinan terjadi penurunan dalam beberapa waktu ke depan. Ia merekomendasikan hold untuk APLN dengan target harga Rp 130 per saham.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham APLN ada di level support Rp 90 per saham dan resistance Rp 137 per saham. William pun merekomendasikan buy on weakness dengan target harga akhir tahun Rp 170 per saham.