wmhg.org – JAKARTA. PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan Genvia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk berkolaborasi dalam mengembangkan produksi hidrogen hijau melalui integrasi teknologi solid oxide electrolyzer (SOEL) dengan sumber panas geothermal.
Perjanjian ini mencakup kajian teknis dan ekonomis penggunaan teknologi SOEL suhu tinggi yang canggih milik Genvia untuk mengurangi konsumsi energi dalam produksi hidrogen hijau. Kajian ini akan dilakukan di salah satu lokasi geothermal milik PGE.
“Kami di Pertamina NRE sangat antusias terhadap kerja sama dengan Genvia, yang kami yakini akan secara signifikan mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Indonesia, kata John Anis, CEO Pertamina NRE dalam keterangan resmi, Jumat (27/9).
Adapun, PGEO sebagai anak perusahaan panas bumi dari Pertamina NRE, akan menyediakan sumber panas bumi untuk studi ini.
Kolaborasi ini memanfaatkan keahlian PGE dalam energi panas bumi dan portofolio energi bersih yang lebih luas dari Pertamina NRE, yang mencakup energi terbarukan, hidrogen hijau, penyimpanan baterai, kendaraan listrik, dan bisnis karbon.
CEO Genvia Florence Lambert mengungkapkan melalui kolaborasi dengan Pertamina NRE dan PGE, pihaknya melihat potensi besar dalam menggabungkan teknologi canggih Genvia dengan sumber daya panas bumi yang melimpah di Indonesia untuk mendorong masa depan energi berkelanjutan.
Dengan mengeksplorasi potensi teknologi SOEL suhu tinggi, kami bertujuan untuk membuka efisiensi baru dalam produksi hidrogen hijau,” ujar Lambert.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pengembangan produksi hidrogen merupakan salah satu inisiatif transisi energi Pertamina yang mendukung program bisnis hijau.
Hidrogen bersih adalah salah satu bisnis masa depan Pertamina. Kolaborasi ini akan mempercepat target pencapaian energi baru terbarukan di Indonesia, tandas Fadjar.