wmhg.org – JAKARTA. Pengamat BUMN Toto Pranoto dari Universitas Indonesia mengungkapkan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil menjadi pionir dalam penerapan dan pemanfaatan teknologi digital dalam mewujudkan moda tranportasi kereta api sebagai transportasi massal yang lebih baik dan diminati masyarakat.
KAI sudah berhasil menjadi pionir dalam penggunaan teknologi digital dalam menjalankan bisnis. Dimulai bahkan sejak era kepemimpinan Ignasius Jonan, dimana sistem terkait fungsi pengadaan misalnya disatukan dalam aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga efisiensi operasi bisa dijalankan, ujar Toto dalam keterangannya, Jumat (30/8).
Transformasi digital di PT KAI telah dimulai dari kepemimpinan Ignasius Jonan sejak 2009 sampai kepemimpinan Didiek Hartantyo hingga saat ini.
Transformasi digital, lanjut Toto, tersebut juga berhasil diterapkan oleh KAI sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna layanan kereta.
Sejalan dengan pendekatan yang makin masif ke customer need, maka teknologi digital semakin masif di gunakan misal dengan berbagai aplikasi yang dikembangkan untuk kemudahan dan kenyaman konsumen, katanya.
Dalam memahami pergerakan passanger demand, maka di business development unit KAI sudah memanfaatkan data analytic survey untuk program yang bisa ditawarkan kepada para pengguna moda transportasi kereta.
Demikian pula di sektor angkutan logistik saya kira penggunaan teknologi dan aplikasi digital sudah relatif digunakan. Kunci utama keberhasilan transformasi digital di KAI adalah penyiapan dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang memadai sehinga digital culture bisa diimplementasikan. Jadi pembentukan digital mindset sangat penting dan jadi kunci keberhasilan KAI, kata Toto.
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat transportasi Djoko Setijowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yang menyampaikan aplikasi-aplikasi digital yang dikembangkan oleh PT KAI sangat membantu dan memudahkan masyarakat.
Yang jelas masyarakat dimudahkan dalam mendapatkan tiket dan menggunakan moda transportasi kereta, kata Djoko.
Selain kemudahan tersebut, transformasi digital juga membuat fasilitas layanan dasar di stasiun-stasiun terpenuhi sampai dengan menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang dalam menemukan barang-barang yang hilang maupun ketika menggunakan transportasi kereta.
Transformasi digital KAI melalui aplikasi juga memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi mulai dari jenis kereta, jadwal perjalanan kereta, sampai dengan ketersediaan tiket.
Masyarakat jadi bisa mengetahui jenis kereta, mau ke mana, kapan, jadwalnya lengkap semua. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu mengantre lagi, kata Djoko.
Transformasi digital tersebut diterapkan oleh KAI dari stasiun besar sampai dengan stasiun kecil.
Sebagai informasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) siap menyukseskan penyelenggaraan ASEAN Railway CEOs’ Conference (ARCEOs’ Conference) ke-44 yang akan diselenggarakan di Bandung, Indonesia pada 2-5 September 2024.
Mengusung tema Driving Sustainability with Digital Innovation, ARCEO’s Conference tahun ini akan berfokus pada pembahasan perkembangan perkeretaapian berkelanjutan dan ramah lingkungan, didukung transformasi digital dalam aspek keselamatan dan pelayanan.