Jakarta – China terus mengembangkan sejumlah inisiatif yang bertujuan meningkatkan hubungan dagangnya dengan Asia Tenggara (ASEAN). Salah satunya adalah dengan perluasan pelabuhan raksasa di Brunei Darussalam.
China memilih membangun pelabuhan di negara ini untuk membantu peningkatkan ekspor di tengah tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari South China Morning Post, Selasa, 12 Agustus 2025, Dewan Pengembangan Ekonomi Brunei menjelaskan bahwa pelabuhan terbesarnya ialah pelabuhan di Muara. Pelabuhan ini akan dikembangkan dengan mendirikan perusahaan bersama perusahaan milik China.Â
Saat ini, perluasan pelabuhan ini telah dimulai untuk mencapai kapasitas fasilitas melebihi 500.000 unit setara 20 kaki (TEU).
Proyek senilai 2 miliar Yuan atau USD 278 juta dan jika dirupiahkan setara Rp 4,5 triliun ini telah berlangsung dan ditargetkan selesai pada akhir 2027, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Xinhua.
Asia Tenggara memiliki peran strategis bagi bagi China sejak dimulainya perang dagang karena negara dengan ekonomi terbesar kedua tersebut bergantung pada ekspornya yang sedang menaik pesat ke kawasan tersebut untuk mengurangi dampak tarif Amerika Serikat.
Cina mengirimkan barang ke negara-negara di ASEAN bulan lalu dengan peningkatan 16,6 persen secara tahunan, sementara ekspor ke AS turun lebih dari 20 persen secara tahunan. Hal ini diungkap oleh data bea cukai China.
Artikel Senjata Baru China Lawan AS: Bangun Pelabuhan Rp 4,5 Triliun di Brunei menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis www.wmhg.org. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis www.wmhg.org? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis www.wmhg.org yang dirangkum pada Rabu, (13/8/2025).