Jakarta – Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan gejolak harga komoditas, Indonesia dinilai memiliki ketahanan fiskal yang menonjol di antara negara-negara pasar berkembang. S&P Global Ratings menyoroti disiplin kebijakan anggaran Indonesia sebagai jangkar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Direktur Sovereign & International Public Finance Ratings Asia-Pasifik, Andrew Wood mengatakan Indonesia memiliki catatan kebijakan fiskal yang solid, bahkan di tengah krisis besar.
“Indonesia mempertahankan salah satu aturan fiskal paling efektif di jagat pasar berkembang, yang menjadi jangkar orientasi kebijakannya di tengah badai ekonomi,” ujar Wood dalam acara PEFINDO dan S&P Global Ratings, Rabu (7/5/2025).
Namun, Wood juga memperingatkan penurunan harga komoditas yang terjadi pada 2025 mulai menggerus sumber-sumber pendapatan negara, khususnya dari sektor non-pajak, dan dapat berpengaruh terhadap kemampuan Indonesia mengelola beban bunga utang.
“Namun aliran pendapatan ini telah mengalami penurunan tajam sejauh ini pada tahun 2025 karena harga komoditas mengalami volatilitas. Jika penurunan pendapatan berkelanjutan, hal ini dapat terus menekan beban bunga Indonesia, yang berkisar tepat di bawah 15% dari pendapatan,” jelas Wood.
Wood menambahkan bahwa pengelolaan defisit dan konsolidasi fiskal Indonesia masih menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan negara-negara kawasan yang masih dalam masa pemulihan pasca pandemi.