Jakarta Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menyoroti kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat yang melibatkan komitmen impor sebesar USD 23 miliar, termasuk migas, produk pertanian, dan pembelian 50 pesawat Boeing 777.
Meski menilai kesepakatan ini sebagai langkah maju, Misbakhun menekankan pentingnya strategi mitigasi yang kuat.
“Tanpa langkah mitigasi yang kuat, UMKM dan industri manufaktur kita bisa tergerus oleh serbuan barang impor. Ini akan berdampak pada lapangan kerja dan keberlanjutan ekonomi nasional,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (17/7/2025).
Dampak Positif: Biaya Produksi Turun, Daya Saing Naik
Misbakhun menjelaskan bahwa tarif nol persen untuk produk AS berpotensi menurunkan biaya produksi sektor manufaktur yang bergantung pada bahan baku dari Amerika, seperti industri petrokimia dan manufaktur ringan.
Ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan margin keuntungan pelaku industri, termasuk UMKM.
“Industri dalam negeri yang selama ini mengimpor bahan baku dari Amerika Serikat akan merasakan penurunan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan daya saing harga,” katanya.