Jakarta Para eksekutif perusahaan minyak besar dunia mulai menyuarakan kekhawatiran mereka terkait dampak dari konflik perang Iran Israel di Timur Tengah.
Melansir CNBC International, Rabu (18/6/2025) para CEO TotalEnergies, Shell, dan EnQuest mengingatkan bahwa serangan lebih lanjut terhadap infrastruktur energi penting dapat berdampak serius pada pasokan dan harga global.
96 jam terakhir sangat memprihatinkan … baik untuk kawasan tersebut tetapi secara lebih luas dalam hal ke mana arah sistem energi global mengingat ketidakpastian dan latar belakang yang kita lihat saat ini serta volatilitas geopolitik, kata CEO Shell, Wael Sawan.
Berbicara di konferensi Energy Asia di Kuala Lumpur, Malaysia, Sawan mengungkapkan bahwa Shell memiliki jejak yang signifikan di Timur Tengah, baik dalam hal aset yang dioperasikan maupun pengiriman.
Bagaimana kita menavigasi selama beberapa hari dan minggu mendatang, situasinya adalah sesuatu yang sangat penting bagi saya, dan tim kepemimpinan, beber Sawan.
Curah Bos Total
Kemudian CEO TotalEnergies Patrick Pouyanné mengatakan perhatian utama raksasa minyak Prancis itu di tengah ketegangan Israel-Iran adalah keamanan karyawan regionalnya.
Kami adalah perusahaan minyak internasional terbesar di kawasan ini. Kami lahir 100 tahun lalu di Irak, dan kami masih memiliki operasi di Irak, Abu Dhabi, Qatar, dan Arab Saudi, ungkap Pouyanné di sela-sela acara yang sama.
Pouyanné menuturkan, dia berharap pemogokan lebih lanjut tidak akan memengaruhi instalasi minyak.
“Karena masalah ini bisa menjadi pukulan yang sangat bermasalah, tidak hanya dalam hal keselamatan dan bahaya serta risiko, tetapi juga dalam hal pasar global,” terangnya.
Adapun Amjad Bseisu, CEO EnQuest yang berkantor pusat di Inggris menggambarkan tahun 2025 sebagai tahun volatilitas harga minyak.
Semakin cepat kita dapat mengakhiri konflik yang mengerikan ini, semakin baik untuk pasar secara keseluruhan, tetapi saya pikir pasar memiliki persediaan yang cukup dalam jangka pendek hingga menengah, imbuhnya.