Jakarta – FWD Insurance yang bekerja sama dengan Kadence Internasional memaparkan hasil survei mengenai program nasabah asuransi jiwa dan kesehatan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan masyarakat Indonesia kelas atas saat ini rata-rata memiliki enam produk keuangan. Dominasi kepemilikan produk terlihat pada rekening tabungan, layanan pembayaran digital, dan pembayaran fisik seperti kartu debit atau kartu prabayar. Bahkan, 13 persen dari pemilik rekening tabungan tercatat memiliki tabungan deposito.
Head of Business Acceleration Kadence International, Safiudin Alwi menuturkan, dari hasil temuan riset, tingkat inklusi produk keuangan di Indonesia sudah tergolong baik. Rata-rata masyarakat telah memiliki enam produk keuangan.
Namun, jika dilihat dari sisi demografi, kepemilikan ini lebih banyak didorong oleh kelompok kelas atas (upper class) dan pekerja kantoran (white collar), yang cenderung memiliki portofolio produk lebih lengkap. Faktor pendorong utamanya adalah daya beli atau spending power yang lebih tinggi, termasuk kemampuan untuk memiliki asuransi swasta non-BPJS.
“Memang kalau secara demografi kita lihat, ini didrive oleh yang upper class ya, kelas atas, jadi yang kelas atas atau upper class dan juga pekerja kantoran (white collar), sendiri memiliki lebih banyak produk keuangan,” ujarnya ujarnya dalam Media Briefing FWD Insurance Indonesia dan Kadence International dengan tema Customer Program Research, pada Kamis, (12/8/2025).
Secara demografis, kelompok sosial ekonomi A (SES A) dan pekerja kantoran cenderung memiliki portofolio produk keuangan yang lebih lengkap, termasuk asuransi swasta non-BPJS, dibandingkan dengan kelompok SES lainnya. Pola pengambilan keputusan pun berbeda, individu lajang lebih sering bergantung pada saran keluarga atau teman, sementara yang sudah menikah cenderung mengandalkan pasangan.