Jakarta – Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana melakukan reaktivasi jalur rel kereta api (KA) di sejumlah wilayah. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan potensi pariwisata Jawa Barat.
Mengutip Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkeretapian Tahun 2010 ada 14 jalur KA nonaktif yang berada di Jawa Barat. Jalur KA itu antara lain Banjar – Cijulang (83 kilometer), Cikudapateh – Ciwidey (27 kilometer), Dayeuhkolot – Majalaya (18 kilometer), Rancaekek – Jatinangor – Tanjungsari (12 kilometer), Cirebon – Jamblang – Jatiwangi – Kadipaten (67 kilometer).
Selanjutnya, Mundu – Ciledug – Losari (40 kilometer), Cibatu – Garut – Cikajang (47 kilometer), Jatibarang – Indramayu (19 kilometer), Cikampek – Cilamaya (28 kilometer), Cikampek – Wadas (16 kilometer), Kerawang – Lamaran – Rengasdengklok (21 kilometer), Lamaran – Wadas (15 kilometer), Mundu – Ciledug – Losari (40 kilometer), Tasiksmalaya – Singaparna (17 kilometer). Jalur Cibatu – Garut sudah direaktivasi dan dioperasikan 2022.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno menegaskan, rencana reaktivasi jalur rel di Jawa Barat jangan sampai hanya menjadi sekadar wacana tanpa tindakan nyata. Ia menegaskan, reaktivasi ini harus terwujud dengan serius dan didukung dengan anggaran yang memadai.
Semoga reaktivasi jalan rel di Jawa Barat terwujud, tidak sekedar omon-omon belaka, kata Djoko dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (23/4/2025).
Rencana untuk mengaktifkan kembali sejumlah jalur rel di Jawa Barat bukanlah hal baru. Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dede Mulyadi dan juga Gubernur sebelumnya, Ridwan Kamil, telah mengusulkan hal serupa. Namun, tantangan terbesar tetap terletak pada anggaran yang terbatas, sehingga hanya satu lintas yang berhasil dibangun, yaitu Cibatu – Garut sepanjang 19,3 km dengan pendanaan dari PT Kereta Api Indonesia.