Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyerukan perlunya perubahan besar dalam pola pikir kewirausahaan nasional. Ia menekankan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha by design, bukan sekadar yang lahir karena keturunan (nasab) atau keterpaksaan hidup (nasib).
Pengusaha dalam pandangan saya itu hanya dua. Pengusaha by nasab dan pengusaha by nasib. Yang kita butuh adalah by design, kata Bahlil dalam acara Hari Kewirausahaan Nasional ditulis Rabu (11/6/2025).
Ia juga mengkritik stereotip bahwa UMKM hanya identik dengan usaha kecil-kecilan seperti warung bakso atau kios sembako. Menurutnya, UMKM harus naik kelas dan tidak boleh terus-menerus dipandang sebagai pelaku usaha pinggiran.
Dalam pandangan saya, nggak boleh UMKM itu diidentikan dengan hanya jual warung bakso, jual kerupuk, jual kios-kios, atau cuma jual sembako. Saya nggak mau ada pandangan UMKM itu seperti itu. Makanya, begitu saya dilantik menjadi menteri ESDM, saya berubah pola, jelasnya.
Sebagai bentuk nyata dari perubahan tersebut, Bahlil mengungkap bahwa Kementerian ESDM telah merevisi Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) untuk membuka akses kepemilikan tambang bagi UMKM dan koperasi.
Menurutnya, dulu tambang hanya dikuasai segelintir orang. Sekarang, atas arahan Presiden Prabowo, melalui Kementerian ESDM merevisi undang-undang Minerba agar UMKM dan koperasi bisa mengelola tambang.
Karena saya belajar dari situ, kami rubah atas petunjuk Pak Presiden Prabowo, kami rubah itu undang-undang Minerba. Yang dulunya tambang itu hanya dikuasai oleh segelintir orang, atau hanya orang-orang hebat. Begitu undang-undang saya rubah dan sudah selesai maka UMKM dan Koperasi pun berhak untuk memiliki tambang, ungkap Bahlil.