Jakarta – Amerika Serikat (AS) yang selama bertahun-tahun memperingatkan negara-negara berkembang agar berhati-hati terhadap jebakan utang China, ternyata menjadi penerima pinjaman terbesar dari China.
Temuan mengejutkan ini diungkapkan dalam studi terbaru AidData, laboratorium penelitian di College of William & Mary, Virginia, yang menunjukkan dalam hampir 25 tahun terakhir perusahaan-perusahaan AS telah menerima lebih dari USD 200 miliar, atau sekitar Rp 3.335 triliun (kurs USD 1 = Rp 16.660) pembiayaan dari Tiongkok.
Pendanaan tersebut mengalir ke berbagai sektor strategis, mulai dari pengembangan gas alam cair, pertahanan, pusat data, hingga pembangunan infrastruktur vital seperti terminal bandara internasional dan fasilitas energi.
Temuan ini menyoroti perubahan besar dalam strategi pinjaman Tiongkok yang selama ini dianggap lebih agresif di negara berkembang, tetapi kini justru semakin menyasar negara berpendapatan tinggi yang memiliki teknologi maju dan infrastruktur kritikal.
Pergeseran tersebut terjadi seiring prioritas Beijing untuk memperkuat pengaruh global melalui sektor-sektor bernilai strategis, terutama setelah peluncuran program ambisius “Made in China 2025” yang menargetkan kemandirian teknologi.
AidData menemukan porsi pinjaman yang dialokasikan China ke negara berpendapatan tinggi melonjak drastis dari 1% menjadi 76% dalam dua dekade.
Bahkan sebagian besar operasi pinjaman dilakukan melalui skema kompleks, melibatkan perusahaan cangkang di yurisdiksi lepas pantai hingga sindikasi bank internasional, sehingga sering luput dari radar pengawasan.
Temuan ini membuat banyak pakar menilai persaingan AS–China tidak lagi hanya terjadi di arena dagang, tetapi telah masuk ke persaingan jangka panjang dalam kekuatan ekonomi dan teknologi global.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/05/05/294792947.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427219/original/049593000_1764335492-Managing_Director_Treasury_Danantara__Ali_Setiawan.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4955210/original/084692100_1727494685-82edf2ca-5bb6-416f-821b-6a8cf9dcabef.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5426788/original/008998900_1764317617-5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440823/original/025280200_1765445285-IMG-20251211-WA0008.jpg)





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5244922/original/072045700_1749267953-Foto_Ilustrasi_DBS__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4725084/original/029170000_1706081368-20240124-Rumah-Subsidi-KPR-BTN-Naik-Imam-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/835074/original/095573900_1427174835-The-Fed-1-20150324-Johan.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4349647/original/096522800_1678186856-20230307-Harga-Cabai-Ramadan-Angga-2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5443429/original/035628100_1765688595-38a03a04-1d8a-4503-bbfa-77533f94eb0d.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3029352/original/041405400_1579686482-20200122-Penguatan-Rupiah-5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5196559/original/036587400_1745413932-20250423-Perkotaan-ANG_6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427124/original/035585000_1764327483-Menteri_Koordinator_Bidang_Perekonomian_Airlangga_Hartarto-28_november_2025.png)