Jakarta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengalokasikan sebagian dana kelolaannya ke instrumen obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN). Selain diversifikasi, langkah ini jadi instrumen investasi yang likuid.
Managing Director Treasury Danantara, Ali Setiawan menjelaskan seluruh sovereign wealth fund (SWF) di dunia pasti mengalokasikan dana kelolaan untuk membeli obligasi pemerintah.
BACA JUGA:Kriteria Investasi Bidikan Danantara, Tak Akan Ambil Saham Gorengan
BACA JUGA:Danantara Bersaing dengan 90 Perusahaan di Lelang Proyek Kampung Haji Makkah
BACA JUGA:Danantara Pertimbangkan Terbitkan Obligasi Global, Tahun Depan?
BACA JUGA:Danantara Bakal Terbitkan Patriot Bond Jilid II, Tunggu Minat Investor
Seperti Saudi, seperti Kazanah. Itu tetap ada 20-30% yang mereka keep dicadangkan ke instrumen-instrumen yang liquid. Dan di semua negara, instrumen yang liquid selain penempatan di bank, itu pasti juga instrumen pemerintahnya. In this case, government bonds issuancenya dari setiap negara tersebut, ungkap Ali di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Pada konteks Danantara, Ali menyebut sumber dana reguler datang dari dividen BUMN, sebagiannya dialokasikan ke SBN tadi. Alasannya, sifat SBN yang likuid sehingga bisa digunakan ketika dibutuhkan.
Itu sudah pasti 100% saya yakin, itu yang dilakukan oleh semua sovereign wealth fund. Kenapa? Karena sewaktu-waktu, sewaktu dibutuhkan dana tersebut, kita bisa liquidate, bebernya.
Dia mengisahkan, meski sifat SWF di berbagai negara berbeda, tapi bisa dipastikan obligasi pemerintah masuk dalam daftar investasinya. Kalau di Indonesia selain penempatan di bank, apa yang liquid? Obligasi pemerintah kan? engak ada lagi, tandasnya.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/05/05/294792947.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2378260/original/043496800_1539056307-bendera_china_as.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5392822/original/019620200_1761530294-187436b9-4d95-4e54-aaf2-c9eb845e1ba5.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441770/original/073083900_1765517816-1000176391.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4242620/original/002118800_1669641794-Ilustrasi_UMP.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4013694/original/080364800_1651632347-000_329D9VK.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5219629/original/039640900_1747221144-20250514-Harga_Emas-ANG_1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4013693/original/013633000_1651632346-000_329D9VG.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4089307/original/075313700_1657837181-Harga_Emas_Hari_Ini.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5456631/original/036543900_1766911864-04cf9f19-0638-4d4a-87f8-f417a77c648d.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3596916/original/034110900_1633708611-Ilustrasi_Miliarder_atau_Orang_Terkaya_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4013695/original/083702900_1651632388-000_329D9V2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5219631/original/022997400_1747221145-20250514-Harga_Emas-ANG_3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3149802/original/071712000_1591853665-20200611-Harga-Emas-Antam-Naik-ANGGA-4.jpg)