Jakarta – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), J.D. Vance kembali melontarkan pernyataan optimistis terkait industri kripto, terutama Bitcoin (BTC) di negaranya.
Melansir South China Morning Post, Minggu (1/6/2025), Vance menyebutkan bahwa kewaspadaan China terhadap Bitcoin (BTC) dapat mendorong AS untuk membangun keunggulan strategisnya dalam aset digital. Sebagai informasi, perdagangan dan penambangan kripto telah dilarang di China sejak 2021.
Saat Gedung Putih mendorong perombakan kebijakan kripto, Vance mengatakan Bitcoin akan menjadi aset penting secara strategis bagi AS selama dekade berikutnya.
Dalam pidatonya di Konferensi Bitcoin di Las Vegas, Vance memuji perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump pada Maret 2025 yang menciptakan cadangan bitcoin strategis dengan token yang sudah dimiliki oleh pemerintah.
Republik Rakyat Tiongkok tidak menyukai bitcoin. Nah, kita harus bertanya pada diri sendiri, mengapa demikian? Mengapa musuh terbesar kita adalah penentang Bitcoin, dan jika Tiongkok menjauh dari Bitcoin, maka mungkin Amerika Serikat harus condong ke Bitcoin, ucap Vance.
Kebangkitan saat Trump Berkuasa
Aset digital di AS telah mengalami kebangkitan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang meraup uang tunai dari industri kripto di jalur kampanye dengan berjanji untuk menjadi presiden kripto.
Pada minggu pertamanya menjabat, Trump memerintahkan pembentukan kelompok kerja mata uang kripto untuk mengusulkan regulasi aset digital. Pada bulan Maret 2025, ia menjamu sekelompok eksekutif kripto di Gedung Putih.
Kongres AS saat ini sedang mempertimbangkan undang-undang untuk membuat kerangka regulasi bagi stablecoin, jenis mata uang kripto yang dipatok dengan dolar AS.
Industri kripto juga telah melobi anggota parlemen AS untuk meloloskan undang-undang yang menciptakan aturan baru bagi aset digital dan menghabiskan lebih dari USD 119 juta untuk mendukung kandidat kongres pro-kripto dalam pemilihan tahun lalu.