Jakarta Minat masyarakat Indonesia terhadap aset kripto terus mengalami peningkatan signifikan. Menurut laporan State of Mobile 2025 yang dirilis oleh Sensor Tower pada Rabu (21/5), Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan pertumbuhan sesi aplikasi kripto tertinggi secara global pada tahun 2024.
Jumlah sesi atau frekuensi penggunaan aplikasi kripto di Indonesia meningkat sebesar 54% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Peringkat pertama diraih Jerman dengan pertumbuhan sebesar 91%, diikuti oleh Brasil dan Prancis yang masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 47%.
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin aktif dalam menggunakan aplikasi kripto untuk berbagai kebutuhan, seperti mengecek harga Bitcoin, melakukan transaksi, hingga mengatur portofolio aset digital.
Sensor Tower menjelaskan bahwa “sesi aplikasi kripto” merujuk pada seberapa sering pengguna membuka dan menggunakan aplikasi terkait kripto di perangkat mereka.
“Seiring mengurangi inflasi dan memperbaiki kondisi ekonomi global, kepercayaan investor pun kembali meningkat, yang mendorong keterlibatan lebih besar dalam ekosistem kripto,” tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (29/5/2025).
Pertumbuhan Secara Global
Secara global, sesi aplikasi kripto naik sebesar 37% sepanjang 2024. Pertumbuhan ini terlihat paling signifikan pada kuartal keempat, ketika harga Bitcoin kembali menguat, dan aktivitas pengguna aplikasi kripto melonjak 45%. Fenomena ini menunjukkan keterkaitan yang erat antara harga Bitcoin dan tingkat keterlibatan pengguna.