Jakarta – Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, mengumumkan terjadinya pelanggaran data besar-besaran yang berdampak pada sekitar 70.000 pelanggannya. Kerugian akibat insiden ini diperkirakan mencapai USD 400 juta atau setara Rp 6,5 triliun (asumsi kurs Rp 16.318 per dolar AS).
Melansir Coinmarketcap, Rabu (4/6/2025), masalah ini pertama kali muncul sejak beberapa bulan lalu, namun baru diungkap secara resmi belakangan ini. Pelanggaran tersebut terjadi karena adanya kompromi pada perangkat dukungan pelanggan yang dialihdayakan di India, tepatnya melalui vendor pihak ketiga bernama TaskUs.
Dalam pernyataan resminya, Coinbase menjelaskan bahwa pelanggaran ini disebabkan oleh aksi penyuapan terhadap sejumlah kecil staf customer service di luar negeri.
“Penjahat menargetkan agen dukungan pelanggan kami di luar negeri dan menggunakan insentif finansial untuk meyakinkan sekelompok kecil orang dalam untuk menyalin data di perangkat dukungan pelanggan kami,” ungkap pihak perusahaan.
Akses ilegal tersebut ternyata sudah berlangsung sejak Januari 2025. Bahkan, pelaku sempat mencoba memeras Coinbase dengan tuntutan sebesar USD 20 juta, yang akhirnya ditolak mentah-mentah oleh pihak perusahaan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.