wmhg.org – JAKARTA. Indonesia melakukan kerja sama dengan Mozambik untuk membangun kawasan industri atau industrial estate dengan nilai investasi mencapai US$ 650 Juta atau setara dengan Rp 10,12 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 15.567,65).Â
Adapun, kerja sama proyek ini terjalin antara PT Audie Building Industry yang merupakan perusahaan konstruksi Indonesia dengan Parque Industrial da Moamba (PIM). Nantinya, kawasan industri ini akan diberi nama Moamba Industrial Park dengan total luas area mencapai 2.000 hektar.
“Tahap pertama akan dimulai pada Januari tahun 2025, mulai dari office di bagian depan, jalannya, ada area pergudangannya dan juga yang akan difokuskan adalah poultry-nya atau untuk industri pengolahan ayam,” ungkap CEO Audie Building Industry, Ozie Hansery Moechlis saat ditemui Kontan, Senin (14/10).
Untuk pembangunan kawasan tahap pertama, dirinya mengatakan setidaknya dibutuhkan waktu 1-2 tahun kemudian berlanjut ke tahap selanjutnya,
“Kita punya agreement dengan mereka (PIM), bahwa kita yang akan bangunkan project–project tersebut,” tambah Ozie.Â
Nantinya pembangunan kawasan akan dibagi menjadi empat tahap. Dengan total investasi US$ 650 juta. Sedangkan untuk tahap pertama investasi ada di angka US$ 130 juta.
“Dengan ada industrial park ini, karena ini kan pertama industrial park di Mozambik, jadi investor-investor siapa saja yang dari mana-mana akan datang, tidak terlalu kesulitan lagi untuk mencari lahan, karena sudah ready. Dan sudah dibantu juga persiapan perusahaannya, misalnya persiapan izin-izinnya,” jelas Ozie.Â
Moamba Industrial Park direncanakan akan terbagi menjadi beberapa klaster industri. Agar mampu menyokong berbagai sektor industri yang ingin berinvestasi di dalamnya. Di antaranya klaster industri makanan, teknologi, logistik hingga bahan-bahan kimia.Â
“Nah, jadi akan dibangun ada kluster-kluster, jadi klaster makanan, nanti ada kluster teknologi, nanti ada klaster logistik, ada juga kluster pabrik-pabrik untuk chemical,” ungkapnya.Â
Melalui kerja sama ini Ozie berharap semakin banyak produk-produk Indonesia yang masuk ke pasar Afrika dan negara-negara di sekitarnya.Â
“Kita harapkan makin banyak produk-produk Indonesia, yang kita utamakan untuk masuk ke pasar Afrika, karena Mozambik sudah jadi hub untuk market ke Afrika Selatan, ke Aswatini, Botswana, Zimbabwe, Zambia, serta Malawi. Ini karena ada dua port (pelabuhan) besar di Mozambik, dan dari port tersebut sudah ada jalur kereta apinya, secara logistik sudah jadi semua,” jelasnya.
Dirinya juga mengungkap alasan bekerja sama dengan Mozambik dibanding dengan negara Afrika lainnya, antara lain karena Indonesia dan Mozambik telah menandatangani Free Trade Agreement (FTA) atau Perjanjian Perdagangan Bebas.Â
“Ada banyak sekali produk-produk yang memang import duty–nya jadi jauh lebih murah, dan per berapa tahun ya, itu bisa ditambah produk-produk (Indonesia) jadi ada produk-produk yang belum ada, kita tambah ke sana dengan mudah,” ungkapnya.
Indonesia juga akan diberi keuntungan lebih dari kerja sama ini, dengan dibangunnya Indonesia HUB dalam pembangunan tahap pertama.Â
“Rencananya itu akan dibangun nanti ada Indonesia Hub, jadi itu yang kita akan buat masuk di tahap pertama di warehousing. Sehingga teman-teman yang ingin datang, ingin masuk nanti ke Mozambik, akan lebih mudah,” tambahnya.Â
Dalam kesempatan yang sama founder dan chairman Business Forum Indonesia (BFI) Jahja B Soenarjo menambahkan dengan melakukan kerja sama ini Indonesia diharapkan tidak hanya sekedar melakukan impor namun juga bisa eksis di benua hitam tersebut.Â
“Ini adalah momen yang tepat, jadi kalau kita kolaborasi dengan Mozambik, maka kita punya bargaining power, untuk melakukan negosiasi, didukung pula Free Trade Agreement dengan Mozambik, karena itu akan menunjang. Makanya ini langkah Indonesia untuk eksis, bukan ekspor lagi,” jelasnya.Â
Senada, Almeida S.A. Tomáz selaku Chairman and CEO PIM juga mengatakan bahwa pihaknya ingin membuat Hub Indonesia di dalam Industri Park yang akan dibangun, sekaligus akan mempermudah orang-orang di Mozambik dan sekitarnya untuk mendapatkan produk Indonesia.Â
“Free Trade Agreement antara Indonesia dengan Mozambik, semua produk itu, mereka bisa ditemukan di Mozambik, tanpa bayaran pajak, kita tidak perlu bayar (pajak) untuk mendapatkan produk Indonesia, untuk ditemukan (produk) di Mozambik,” kata Almeida.
“Mari kita membuat, hub Indonesia, di dalam industri park itu, kita bisa, bersama kami, membangun serta membuat perusahaan-perusahaan Indonesia semakin dekat dengan market di Afrika,” tutupnya.Â
Selanjutnya: INTI Group Garap Proyek Kominfo, Targetkan Pemantau Frekuensi Radio di 500 Lokasi
Menarik Dibaca: Daftar Bunga yang Cocok Ditanam di Bulan Oktober untuk Mempercantik Taman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News