wmhg.org – JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan kinerja positif pada semester I-2025 dengan membukukan marketing sales sebesar Rp881,5 miliar.
Capaian tersebut tumbuh sekitar 10,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp796,3 miliar.
Sejumlah proyek properti menjadi penopang utama pencapaian tersebut, di antaranya Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View, dan Podomoro City Deli Medan.
Corporate Secretary APLN Justini Omas menjelaskan, keberhasilan ini tidak lepas dari kejelian manajemen dalam membaca kebutuhan pasar yang masih tinggi di berbagai daerah.
“Produk-produk APLN dirancang sesuai dengan standar dan ekspektasi mayoritas konsumen yang menginginkan hunian berkualitas dengan value yang terus bertumbuh,” ujar Justini dalam siaran pers, Kamis (31/7/2025).
Menurut Justini, APLN terus mendorong penjualan di wilayah seperti Bandung dan Medan yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif.
Perusahaan juga akan terus merilis produk-produk baru untuk menangkap peluang pasar yang masih besar di daerah tersebut.
Untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, APLN menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan konstruksi ternama Shimizu Corporation Indonesia.
Saat ini, kolaborasi difokuskan pada pengembangan proyek Podomoro Park Bandung. Ke depan, peluang kolaborasi dengan Shimizu disebut terbuka untuk proyek-proyek lainnya.
APLN Chart by TradingView
Pendapatan Terkoreksi karena Divestasi
Dari sisi keuangan, APLN membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp1,68 triliun pada semester I-2025, turun 10,5% dibandingkan Rp1,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan hilangnya kontribusi dari hotel Pullman Vimala Hills yang telah didivestasi pada 2024.
Pengakuan penjualan APLN juga tercatat menurun 8,8% menjadi Rp1,06 triliun, dari sebelumnya Rp1,16 triliun.
Sementara pendapatan berulang (recurring income) turut terkoreksi 13,1% menjadi Rp629,0 miliar dari Rp723,5 miliar pada semester I-2024.
“Divestasi Pullman Vimala Hills memang berdampak pada pendapatan, tetapi hasilnya memperkuat fundamental perusahaan. Dana hasil divestasi digunakan untuk membangun hotel baru di Bali dan juga melunasi sebagian utang,” ungkap Justini.
Saat ini, seluruh utang APLN telah dikonversi dalam mata uang rupiah, dengan jatuh tempo terdekat pada 2027.
Pelunasan utang dalam mata uang asing membuat perusahaan terbebas dari risiko fluktuasi nilai tukar dan beban bunga tinggi.
“Langkah efisiensi keuangan terus kami tempuh untuk menjaga likuiditas dan daya saing produk-produk APLN di pasar. Kami optimistis kinerja perusahaan akan terus bertumbuh hingga akhir tahun, ditopang fundamental bisnis yang semakin kuat,” pungkasnya.
Selanjutnya: Kamis Lebih Hemat, Promo KFC Crazy Deal Paket 7 Ayam Goreng Spesial Cuma Rp 90.000
Menarik Dibaca: Kamis Lebih Hemat, Promo KFC Crazy Deal Paket 7 Ayam Goreng Spesial Cuma Rp 90.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
