wmhg.org – JAKARTA. Perubahan iklim masih menjadi isu yang belum membumi terutama di kalangan anak muda. Padahal dampak perubahan iklim sudah sangat terasa. Terutama bagi penduduk di daerah Pantai Utara Jawa seperti Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, Kota Tegal, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Batang. Wilayah pesisir di enam daerah tersebut sering terendam banjir rob lantaran naiknya permukaan air laut.
Maka, melalui Youth Camp 2024, lembaga Kemitraan mengajak anak-anak muda dari keenam daerah itu memahami perubahan iklim yang sedianya menjadi permasalahan mereka sehari-hari. Mereka diajak memahaminya lewat simulasi permainan serta pertunjukan seni dan budaya. Dengan demikian, topik berat seperti perubahan iklim bisa dipahami dengan mudah dan menjadi obrolan sehari-hari mereka.
Perubahan iklim juga berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Seperti terganggunya stok pangan akibat musim tanam yang kacau. Begitu pula banjir rob yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka seperti kuliah atau bekerja.
Direktur Operasional Kemitraan, Saiful Doeana mengatakan Youth Camp sudah diselenggarakan sejak 2022 hingga 2024 di setiap tahun. Ini bagian dari pogram adaptation fund di Kota Pekalongan. Salah satu tujuannya melibatkan anak muda dalam upaya adaptasi perubahan iklim. “Kegiatan ini kami lakukan dengan memperluas jaringan peserta agar aksi adaptasi yang dapat dilakukan oleh kita semua,” ujar Saiful, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (11/8).
Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Soegiharto mengatakan, pengendalian perubahan iklim pada intinya bertujuan mengurangi dampak ekologi. Selain itu juga menguatkan ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat melalui penciptaan mata pencaharian alternatif. Kedua hal itu sangat membutuhkan peran generasi muda.
Ia berharap, peran serta generasi muda dalam pengendalian perubahan iklim diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemikiran dan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan ketahanan masyarakat untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
“Generasi muda diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi masyarakat, dengan aktif dalam menciptakan inovasi seperti pengolahan plastik, penggunaan teknologi digital dalam early warning system kebencanaan dan informasi iklim, dan lain-lain,” ucap Soegiharto..