Baca 10 detik
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa modernisasi alutsista, seperti penambahan Tank Harimau
Tank Harimau, hasil kerja sama strategis Indonesia-Turki yang diproduksi di dalam negeri
Pameran di TNI Fair 2025 menunjukkan komitmen TNI dalam memperkuat pertahanan negara
wmhg.org – Di tengah deru dan gagahnya pameran alat utama sistem senjata (alutsista) dalam acara TNI Fair 2025 di Monas, Jakarta, sorotan publik tertuju pada satu kendaraan tempur sangar, yakni Tank Harimau.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto secara langsung membeberkan alasan strategis di balik keputusan TNI untuk menambah kekuatan tempurnya dengan alutsista modern ini.
Menurut Panglima, langkah ini adalah sebuah keharusan, bukan sekadar keinginan. Karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ribuan pulau yang tersebar hingga ke wilayah terpencil, menuntut sistem pertahanan yang kuat, modern, dan mampu beradaptasi dengan cepat.
Dalam pernyataannya di sela-sela acara, Minggu (21/9/2025), Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa menjaga setiap jengkal kedaulatan tanah air memerlukan alutsista yang tidak ketinggalan zaman. Perkembangan teknologi militer global yang pesat menjadi tolok ukur bagi TNI untuk terus berbenah.
“Kalau kita lihat peperangannya sekarang dunia itu sudah sangat canggih sekali. Kalau kita tidak mengikuti perkembangan zaman bagaimana kita mau melindungi masyarakat?” ucap Panglima sebagaimana dilansir Antara.
Pernyataan ini menjadi sinyal jelas bahwa modernisasi alutsista, termasuk kehadiran Tank Harimau, adalah jawaban TNI untuk menghadapi potensi ancaman perang modern dan memastikan keamanan seluruh warga negara Indonesia.
Mengintip Kehebatan Tank Harimau, Buah Kolaborasi Indonesia-Turki
Tank Harimau yang dipamerkan oleh TNI Angkatan Darat (AD) bukanlah sekadar kendaraan tempur impor. Tank ini merupakan simbol kemajuan industri pertahanan dalam negeri, hasil kerja sama strategis antara Indonesia dan Turki. Diproduksi di dalam negeri, Tank Harimau dirancang untuk menjadi medium tank yang lincah namun mematikan.
Dengan bobot tempur sekitar 30 ton, Tank Harimau memiliki dimensi yang relatif ringkas: panjang 7 meter, lebar 3,2 meter, dan tinggi 2,62 meter. Keunggulannya terletak pada mobilitas tinggi, di mana ia mampu melesat hingga kecepatan 70 kilometer per jam dan memiliki jarak jelajah mencapai 600 kilometer, ideal untuk operasi cepat di berbagai medan.
Sistem persenjataan utamanya pun tak bisa diremehkan. Tank ini dipersenjatai meriam kaliber 105 milimeter yang mampu menjangkau target lebih dari 5 kilometer, dengan jarak tembak efektif sekitar 3 kilometer. Kemampuan ini memberikan daya hancur yang signifikan untuk melumpuhkan pertahanan lawan.
Proyek pengembangan Tank Harimau dimulai pada 2019, dan unit pertamanya tiba di Indonesia pada 2021. Hingga saat ini, TNI AD tercatat telah mengoperasikan sebanyak 18 unit, yang siap ditugaskan untuk menjaga kedaulatan negara.
Selain Tank Harimau, dalam TNI Fair 2025, TNI AD juga memamerkan deretan alutsista modern lainnya yang menjadi tulang punggung kekuatan darat, seperti Panser Anoa yang legendaris, tank tempur utama Leopard, berbagai jenis helikopter serbu, serta perlengkapan komunikasi dan konstruksi canggih lainnya.