Baca 10 detikKronologi Penyerbuan di Pondok BambuPenjarahan Brutal Tanpa Kehadiran Aparat[batas-kesimpulan]
wmhg.org – Garis merah kembali dilintasi. Amuk massa yang membakar Indonesia kini tak lagi mengenal batas antara ruang publik dan privat.
Setelah rumah Eko Patrio, kini giliran kediaman anggota Komisi IX DPR RI, Surya Utama alias Uya Kuya, yang menjadi sasaran penyerbuan dan penjarahan.
Pada Sabtu (30/8/2025) malam, rumah politikus Partai Amanat Nasional (PAN) yang berlokasi di Pondok Bambu, Jakarta Timur, digeruduk puluhan massa.
Aksi brutal ini terekam dalam video amatir yang seketika viral di media sosial, menunjukkan betapa rentannya keamanan pribadi para pejabat publik saat ini.
Menurut keterangan dari akun Instagram @infojawabarat yang turut menyebarkan video tersebut, penyerbuan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.
BREAKING: Salah satu kediaman Uya Kuya mulai didatangi massa pada Sabtu (30/8) malam ini sekitar pukul 22:00 WIB. Terlihat puluhan massa merusak bagian rumah hingga menjarah barang-barang yang berada dalam rumah tersebut, tulis akun tersebut dikutip wmhg.org.
Dalam rekaman video, terlihat jelas bagaimana massa dengan beringas menjebol pagar rumah bercat putih tersebut sambil meneriakkan yel-yel provokatif.
“Masukin-masukin, bongkar-bongkar!” teriak massa saat berhasil merobohkan pagar.
Setelah berhasil masuk, massa langsung merusak bagian depan rumah, termasuk memecahkan beberapa kaca jendela.
Sama seperti beberapa insiden anarkis di daerah lain, penyerbuan rumah Uya Kuya juga diwarnai oleh absennya aparat kepolisian.
Ketiadaan penjagaan ini membuat massa dengan leluasa masuk dan mengacak-acak seluruh isi rumah.
Mereka menjarah semua barang berharga yang bisa dijangkau, bahkan hingga ke lantai dua kediaman tersebut. Beruntung, saat peristiwa mengerikan itu terjadi, Uya Kuya dan keluarganya dikabarkan sudah tidak berada di lokasi.
Fenomena yang tak kalah mengkhawatirkan adalah respons sebagian netizen di kolom komentar video viral tersebut.
Alih-alih mengecam, beberapa di antaranya justru melontarkan komentar bernada sinis dan seolah membenarkan tindakan penjarahan tersebut.
Dari Rakyat Untuk Rakyat, tulis seorang netizen.
Betapa bangga nya orang tua uya kuya melihat masyarakat berkunjung kerumah anak nya, tulis netizen lainnya.