Baca 10 detik
Wapres Gibran Rakabuming Raka mewakili Presiden Prabowo di KTT G20 Johannesburg, Afrika Selatan, yang dinilai konstitusional.
DPR melalui Komisi I berharap kehadiran Gibran menghasilkan keuntungan konkret, bukan sekadar seremonial belaka.
Gibran diharapkan memperkuat posisi Indonesia serta menyuarakan kepentingan negara berkembang dalam isu ekonomi dan iklim.
wmhg.org – Debut Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di panggung global mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, langsung diwarnai catatan khusus dari Parlemen.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem, Amelia Anggraini, memberikan lampu hijau namun menitipkan sejumlah harapan besar yang harus dibawa pulang oleh Gibran.
Meski menilai penugasan ini wajar secara konstitusional, Amelia menekankan bahwa kehadiran Gibran tidak boleh sekadar seremonial.
Menurutnya, Wapres memiliki tugas berat untuk menerjemahkan forum internasional ini menjadi keuntungan konkret bagi rakyat Indonesia.
Pertama-tama, penugasan Mas Wapres Gibran untuk hadir di KTT G20 di Afrika Selatan menurut saya sepenuhnya sejalan dengan konstitusi dan praktik yang sudah berjalan selama ini. Dalam sistem kita, Wakil Presiden memang membantu Presiden, termasuk ketika Presiden membagi tugas untuk hadir di forum internasional setingkat kepala negara seperti G20, ujar Amelia kepada wartawan, Jumat (21/11/2025).
Ia mengingatkan publik bahwa praktik semacam ini bukanlah hal baru. Pemerintahan sebelumnya telah sering melakukan hal serupa, menepis anggapan bahwa penugasan ini di luar kebiasaan.
Amelia mencontohkan bagaimana Jusuf Kalla kerap mewakili Presiden Joko Widodo, hingga Boediono di era Presiden SBY.
Jadi dari sisi preseden, kehadiran Wapres di forum seperti ini adalah hal yang wajar, bukan sesuatu yang di luar koridor, tegasnya.
Namun, di balik kewajaran itu, tersimpan harapan besar. Amelia memandang KTT G20 di Johannesburg sangat strategis karena menjadi yang pertama di benua Afrika dan mengusung agenda yang pro-negara berkembang seperti kesetaraan dan penguatan Global South.
Ia berharap Gibran melanjutkan semangat yang dibawa Indonesia saat menjadi tuan rumah G20 di Bali.
Harapan kami ia membawa kesinambungan itu: memperkuat posisi Indonesia sebagai jembatan antara Utara–Selatan, mengangkat kerja sama Afrika–Asia, sekaligus menyuarakan kepentingan negara berkembang dalam isu pembiayaan iklim, ketahanan pangan, energi, dan tata kelola ekonomi digital, jelasnya.
Secara spesifik, Amelia menyoroti citra Gibran sebagai representasi generasi muda. Panggung G20, menurutnya, adalah ajang pembuktian bahwa narasi ekonomi digital dan peran anak muda yang sering digaungkan bukanlah sekadar jargon kampanye.
Ia mendorong Gibran untuk proaktif, tidak hanya duduk manis mendengarkan pidato para pemimpin dunia. Momen ini harus dimanfaatkan untuk membangun lobi dan jaringan yang kuat.
Jadi bukan hanya hadir, tetapi aktif dalam dialog, membangun jejaring konkret dengan pemimpin lain, dan pulang dengan deliverable yang bisa diterjemahkan menjadi kerja sama nyata bagi investasi, lapangan kerja, dan transfer teknologi ke Indonesia, tuturnya.
Amelia pun memberikan sinyal bahwa DPR tidak akan melepas tanggung jawab pengawasan begitu saja. Komisi I akan memantau secara ketat hasil dari lawatan Gibran ke Afrika Selatan untuk memastikan mandat yang diberikan benar-benar dijalankan demi kepentingan nasional.
/2025/08/11/510014266.jpg)
/2025/09/21/1744063850.jpg)
/2025/06/28/372759464.jpg)







