wmhg.org – BANGKOK. Harga ekspor beras Thailand naik ke level tertinggi dalam dua bulan pada minggu ini, karena penguatan mata uang baht. Sementara banjir di Bangladesh meningkatkan kekhawatiran pasokan.
Mengutip Reuters, Jumat (30/8), harga beras Thailand dengan kualitas pecah (broken) 5% mencapai US$ 580 per ton, naik dari US$ 570 per ton pada pekan lalu.
Seorang pedagang yang berbasis di Bangkok mengungkapkan, kenaikan harga ini disebabkan oleh apresiasi mata uang baht.
Pedagang tersebut juga mengatakan, engiriman dilakukan untuk pesanan sebelumnya dan tidak ada masalah dengan pasokan.
Sementara itu, harga beras di Bangladesh tetap tinggi dan mungkin akan terus naik karena banjir diperkirakan akan berdampak pada produksi dan pasokan tanaman pangan di seluruh negeri.
Jumlah korban tewas akibat banjir yang dahsyat di Bangladesh mencapai 23 orang, kata para pejabat pada hari Senin.
Beras pecah 5% Vietnam ditawarkan pada harga US$ 578 per ton, tidak berubah dari minggu lalu, menurut Asosiasi Pangan Vietnam.
Aktivitas perdagangan sepi menjelang liburan panjang yang dimulai akhir pekan ini, kata seorang pedagang yang berkantor di provinsi An Giang di Delta Mekong.
Para pedagang juga menunggu hasil lelang dari Bulog, kemungkinan pada tanggal 5 September.
Minggu lalu, Badan Urusan Logistik (Bulog), BUMN asal Indonesia mengeluarkan tender internasional untuk membeli sekitar 350.000 ton beras.
Varietas beras pecah 5% dari eksportir utama India dikutip pada harga US$ 540-US$ 545 per ton minggu ini, juga tidak berubah dari minggu sebelumnya.
Beberapa bulan lalu, beras India jauh lebih murah daripada beras dari negara lain. Kini, perbedaan tersebut telah turun menjadi hanya US$ 10 hingga US$ 30 per ton. Pembeli mencari pilihan lain, kata seorang pedagang yang berkantor pusat di New Delhi dari sebuah rumah dagang global.
India telah menaikkan harga pembelian gabah musim baru dari petani sebesar 5,4% menjadi 2.300 rupee per 100 kg.