wmhg.org – JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) mencatatkan penurunan laba bersih di tengah kenaikan penjualan.
Melansir laporan keuangan, KINO mencatatkan laba bersih Rp 30,93 miliar pada semester I-2024. Ini turun 2,61% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 31,73 miliar.
KINO sendiri mencatatkan penjualan Rp 2,16 triliun pada semester I-2024. Ini naik 14,1% yoy dibandingkan periode yang sama sebelumnya mencapai Rp 1,89 triliun.
Secara rinci, penjualan KINO ditopang oleh penjualan minuman sebesar Rp 1,19 triliun. Kemudian, perawatan tubuh Rp 753,44 miliar, makanan Rp 189,88 miliar, farmasi Rp 24,53 miliar dan makanan hewan Rp 5,51 miliar.
Koreksi laba bersih bermula dari naiknya beban pokok penjualan. Tercatat, beban pokok penjualan KINO naik ke Rp 1,23 triliun hingga enam bulan pertama di tahun 2024 dari sebelumnya Rp 1,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Alhasil, laba bruto KINO pun menjadi Rp 929,12 miliar. Ini masih naik 20,7% dari Rp 769,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, beban penjualan naik menjadi Rp 646,30 miliar di semester I-2024, dari sebelumnya Rp 500,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, beban umum dan administrasi juga mengalami kenaikan menjadi Rp 183,66 miliar hingga Juni 2024 dari sebelumnya Rp 147,12 miliar pada periode sebelumnya.
Dengan turunnya laba bersih menjadi Rp 30,93 miliar per semester I-2024, maka laba per saham dasar turun menjadi Rp 22, dari sebelumnya Rp 23 pada periode yang sama tahun lalu.
KINO punya jumlah aset Rp 4,69 triliun hingga 30 Juni 2024. Ini naik dari Rp 4,64 triliun per 31 Desember 2023.
Jumlah liabilitas perseroan mencapai Rp 3,11 triliun di akhir Juni 2024, naik dari Rp 3,02 triliun di akhir Desember 2023. Sementara, jumlah ekuitas tercatat Rp 1,57 triliun pada semester I-2024, turun dari Rp 1,61 triliun di akhir Desember 2023.
KINO memiliki kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 142,85 miliar hingga Juni 2024, turun dari Rp 217,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu.