Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Kamis (25/9/2025). Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menilai pelemahan ini salah satunya dipengaruhi oleh disiplin fiskal pemerintah di tengah belanja negara yang ekspansif.
“Belanja ekspansif pemerintah akan dibiayai lebih dominan dengan utang di tengah minat asing terhadap obligasi negara yang turun,” ujarnya di Jakarta.
Pada penutupan perdagangan, rupiah melemah 65 poin atau 0,02 persen menjadi Rp 16.749 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp 16.684 per dolar AS. Sementara itu, kurs JISDOR Bank Indonesia juga melemah ke level Rp16.752 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.680 per dolar AS.
Menurut Rully, kepemilikan asing terhadap obligasi negara kini turun drastis. Jika dulu sempat mendekati 40 persen, saat ini berada di bawah 20 persen. Kondisi ini membuat Bank Indonesia terpaksa melakukan burden sharing dengan menyerap obligasi negara, yang berisiko memicu inflasi lebih tinggi.
“Pembiayaan dari pajak juga melemah, terindikasi dari tax ratio di bawah 10 persen, karena penerimaan terbesar berasal dari pajak penghasilan industri pengolahan yang di dalamnya ada buruh sebagai pajak penghasilan per orang,” jelasnya.