Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada awal perdagangan Kamis ini. Penguatan ini dipengaruhi karena ketidakpastian kebijakan tarif impor yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Pada Kamis (10/7/2025), kurs rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp 16.216 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.258 per dolar AS.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memprediksi, nilai tukar rupiah melemah seiring ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut.
“Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengenakan tarif 50 persen untuk produk tembaga dan tarif 200 persen untuk perusahaan farmasi jika mereka tidak memindahkan produksinya ke AS,” ujarnya dikutip dari Antara.
Tarif sebesar 50 persen untuk impor tembaga mulai berlaku pada 1 Agustus guna memperkuat keamanan nasional negara AS.
Tembaga diperlukan untuk semikonduktor, pesawat terbang, kapal, amunisi, pusat data, baterai lithium-ion, sistem radar, sistem pertahanan rudal, dan bahkan senjata hipersonik yang sedang kita produksi dalam jumlah besar, kata Trump.
Adapun tarif baru sebesar 200 persen, mengutip Xinhua, akan dikenakan terhadap produk farmasi buatan luar negeri. Namun, takkan berlaku dalam waktu dekat dengan tujuan mendorong lebih banyak perusahaan pindah ke AS.
“Trump juga menyatakan tidak akan menunda penerapan tarif tersebut. Pernyataan ini semakin meningkatkan ketidakpastian mengenai arah kebijakan perdagangan AS,” kata Josua.