Jakarta – Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, pemangkasan tingkat bunga penjaminan (TBP) menjadi 4,00 persen bukan jadi faktor utama pendorong kenaikan penyaluran kredit perbankan. Namun, lebih pada keseluruhan kondisi moneter dan sentimen kepercayaan nasabah.
Kendati begitu, angka penyaluran kredit perbankan kini tengah mengalami peningkatan. Per April 2025, kredit perbankan tumbuh 8,88 persen secara tahunan (YoY), dengan kontribusi terbesar dari kredit investasi yang tumbuh 15,2 persen.
Baca Juga
-
Bijak Gunakan Paylater, OJK Peringatkan Risiko Gagal Bayar
-
OJK Pastikan Kredit Perbankan 2025 Masih Sesuai Target 9-11%
-
BI Prediksi Kredit Perbankan di Bawah 13%, Waspadai Risiko Global
Jika tren penurunan suku bunga berlanjut, dan transmisi ke bunga kredit berlangsung efektif, maka kredit perbankan berpotensi tumbuh hingga 10-11 persen YoY di akhir 2025. Terutama didorong oleh sektor konsumsi dan perumahan, kata Josua kepada www.wmhg.org, Jumat (30/5/2025).
Namun demikian, ia mengebut keberhasilan ini tetap bergantung pada beberapa faktor. Pertama, stabilitas nilai tukar dan inflasi yang terkendali. Sehingga menjaga ekspektasi forward rate tetap rendah.
Selanjutnya, soal ketersediaan permintaan kredit baru, khususnya dari rumah tangga kelas menengah dan sektor properti.
Ketiga, persepsi risiko perbankan terhadap kualitas aset, di mana NPL (kredit macet) harus tetap terjaga di level sehat agar bank berani ekspansi, ujar Josua.