Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar optimis tren positif kinerja sektor keuangan pada 2025 salah satunya adalah sektor perbankan. Mahendra memproyeksikan kredit perbankan tumbuh 9 hingga 11 persen pada 2025.
“Kredit perbankan diproyeksikan tumbuh 9 hingga 11 persen, didukung pertumbuhan dana pihak ketiga 6 hingga 8 persen,” kata Mahendra dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025, Selasa (11/2/2025).
Mahendra mengungkapkan, perbankan telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 7.827 triliun sepanjang 2024. Angka ini tumbuh dua digit sesuai target dengan pertumbuhan mencapai 10,39 persen dengan disertai risiko kredit yang terjaga.
Selain itu, indikator likuiditas berada di atas threshold dengan solvabilitas industri jasa keuangan terpantau solid, bahkan untuk sektor perbankan yang mencatat capital adequacy ratio atau rasio permodalan yang tercatat 26,69 persen bisa dikatakan tertinggi di antara negara-negara kawasan.
Tak hanya menargetkan pertumbuhan pada sektor perbankan, OJK juga menargetkan pertumbuhan pada sektor keuangan lainnya yaitu untuk pasar modal penghimpunan dana ditargetkan Rp 220 triliun.
Adapun untuk piutang perusahaan pembiayaan diproyeksikan tumbuh 8-10 persen. Aset asuransi diperkirakan tumbuh 6-8 persen, aset dana pensiun diperkirakan tumbuh 9-11 persen, dan aset penjaminan diperkirakan tumbuh 6-8 persen.
“Kami akan senantiasa melakukan review outlook ini secara berkala untuk diselaraskan dengan perkembangan outlook pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Mahendra.
Untuk dapat menjaga kinerja sektor jasa keuangan serta target pertumbuhan ekonomi nasional, Mahendra menyebut sinergi kebijakan perlu semakin diperkuat, terutama untuk mendukung perbaikan iklim investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta penyelesaian berbagai aturan turunan Undang-Undang PPSK, baik terkait menjaga stabilitas sistem keuangan maupun program pendalaman pasar.