Jakarta – Bank Mega Syariah mencatat kenaikan penyaluran pembiayaan konsumer per Mei 2025. Melesat di atas pertumbuhan industri perbankan yang tengah terdampak oleh perlambatan daya beli masyarakat.
Per Mei 2025, jumlah pembiayaan konsumer yang disalurkan Bank Mega Syariah tercatat lebih dari Rp 482 miliar, angka ini meningkat sekitar 37,3 persen dari total yang disalurkan pada Mei 2024, terang Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatnika Budi, Senin (16/6/2025).
Adapun pelemahan daya beli masyarakat tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025, menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode sama pada Maret 2024.
Angkanya turun dari 9,3 persen menjadi 5,5 persen secara tahunan. Hal ini mencerminkan tekanan dari daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Sinyal pelemahan daya beli juga tercermin pada kinerja industri perbankan, khususnya dalam penyaluran kredit konsumsi yang mengalami perlambatan.
Per April 2025, kredit konsumsi perbankan tercatat tumbuh sebesar 9,5 persen. Lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 10 persen.
Produk Pembiayaan Tanpa Agunan jadi Andalan
Raksa mengatakan, Bank Mega Syariah saat ini tengah fokus pada penguatan produk unggulan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll.
Penyaluran pembiayaan Flexi Mitra tercatat berkontribusi sebesar 16,44 persen dari total portofolio konsumer, ujar dia.
Pembiayaan Flexi Mitra terus ditingkatkan melalui penetrasi ke segmen nasabah dari perusahaan yang telah menjadi nasabah korporasi. Semisal anak usaha Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), ekosistem CT Corp, dan berbagai nasabah korporasi lainnya.