Jakarta – Harga emas Dunia merosot pada perdagangan Kamis (14/8/2025) setelah rilis data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan serta penurunan klaim pengangguran mingguan.
Data ini mendorong penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS, sehingga memangkas peluang penurunan suku bunga besar oleh Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral AS pada September.
BACA JUGA:8 Gelang Emas Model Kerang Terbaru 2025, Tampil Elegan dengan Desain Menarik
BACA JUGA:Sempat Naik, Tekanan Bearish Harga Emas Dunia Masih Besar
BACA JUGA:Harga Emas Hari Ini Merangkak Naik Dipicu Amerika Serikat
Baca Juga
-
Daftar Harga Perhiasan untuk Pria Hari Ini 14 Agustus 2025, Harganya Tembus Rp 102 Juta
-
Panduan Lengkap Memilih Gelang Sesuai Bentuk Tangan dan Budget, Cocok untuk Pemula
-
Cek Harga Emas Perhiasan Hari Ini: Siapa Paling Murah, Lakuemas atau Raja Emas?
Mengutip CNBC, Jumat (15/8/2025), harga emas spot turun 0,5% menjadi USD 3.337,21 per ons pada pukul 13.50 ET (17.50 GMT). Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melemah 0,7% di USD 3.383,20 per ons.
Indeks dolar AS -indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS dengan mata uang utama lainnya- menguat 0,5% dari level terendah lebih dari dua minggu. Penguatan ini membuat emas menjadi kurang menarik bagi pembeli luar negeri.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik dari posisi terendah satu minggu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsen (PPI) naik 3,3% year-on-year pada Juli, melampaui perkiraan 2,5%.
Sementara itu, klaim pengangguran mingguan tercatat 224.000, lebih rendah dari perkiraan 228.000.
Data yang kuat ini memicu spekulasi bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sebesar setengah poin, melainkan hanya seperempat poin pada September.