Jakarta Harga emas mencapai rekor tertinggi untuk sesi perdaganagan keempat berturut-turut pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta). Harga emas melonjak melewati USD 4.300 per ons karena investor berbondong-bondong ke logam safe haven di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan Amerikas Serikat (AS)-Tiongkok dan penutupan pemerintah AS, dengan taruhan pemotongan suku bunga memicu momentum harga emas.
Dikutip dari CNBC, Jumat (17/10/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,4% per ons menjadi USD 4.343,63 per ons pada Kamis malam, setelah harga emas batangan menyentuh rekor tertinggi USD 4.330,42.
BACA JUGA:Ilmuwan China Kembangkan Sel Surya Tanpa Timbal, Diklaim Lebih Ramah Lingkungan
BACA JUGA:Harga Bitcoin Betah di Zona Merah, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Rekor Penerbangan Nonstop Terpanjang di Dunia Pecah, Butuh Hampir 20 Jam Sekali Jalan
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 2,5% lebih tinggi pada USD 4.304,60, setelah menyentuh rekor tertinggi USD 4.335 per ons.
Logam kuning telah naik lebih dari 60% tahun ini, didorong oleh ketegangan geopolitik, taruhan penurunan suku bunga yang agresif, pembelian bank sentral, de-dolarisasi, dan arus masuk ETF yang kuat.
“Pergerakan harga emas akan bergantung pada gambaran pemangkasan suku bunga menjelang tahun 2026 serta perkembangan hubungan AS-Tiongkok. Jika tidak tercapai kesepakatan antara AS-Tiongkok dan hubungan terus memburuk, hal itu bisa menjadi pemicu yang dibutuhkan emas untuk menembus batas USD 5.000 per oz,” ujar Analis MarketPulse Zain Vawda,
Minggu ini, para investor tetap fokus pada pertikaian dagang AS-Tiongkok yang memanas, dengan Washington pada hari Rabu mengkritik perluasan kontrol ekspor logam tanah jarang Tiongkok sebagai ancaman terhadap rantai pasokan global.