Jakarta – Harga emas dunia mengalami tekanan pada hari Rabu (23/4/2025) kemarin, setelah terkoreksi lebih dari 2,50% emas diperdagangkan di level USD 3.288. Koreksi ini terjadi seiring dengan membaiknya selera risiko pasar, didorong oleh meredanya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China serta pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyatakan tidak memiliki niat untuk memecat Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Namun pada pembukaan pasar Kamis (24/4/2025) hari ini, harga emas kembali menguat dan diperdagangkan di atas USD 3.350. Pemulihan ini menunjukkan bahwa minat terhadap aset safe haven masih tinggi, terutama di tengah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed dan dinamika geopolitik global.
BACA JUGA:Deposito Emas Tembus 1 Ton, Dirut Pegadaian Ajak Masyarakat Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Malang Kehabisan Stok Emas Antam Berhari-hari
BACA JUGA:Harga Emas Terus Cetak Rekor, Konsumen Mulai Jual Perhiasan
Baca Juga
-
Harga Emas Hari Ini 24 April 2025 di Antam Kembali Anjlok, Tengok Rinciannya
-
Harga Emas Hari Ini Anjlok 3% Usai Sentuh Rekor Tertinggi, Apa Penyebabnya?
-
Harga Emas Melejit, Ketahui Mengapa Logam Mulia Disebut Safe Haven
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, secara teknikal, harga emas masih berada dalam jalur tren naik. “Formasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan sinyal penguatan. Jika tekanan beli terus berlanjut, harga emas berpeluang menguji kembali level resistance di $3.385,” jelas Andy.
Ia menambahkan bahwa apabila harga mampu menembus level tersebut, potensi kenaikan lanjutan bisa terbuka lebih luas. Namun sebaliknya, jika harga kembali gagal mempertahankan penguatan dan mengalami pembalikan arah (reversal), maka penurunan ke area support terdekat di USD 3.300 perlu diwaspadai.
Zona harga antara USD 3.300 hingga USD 3.385 disebut sebagai area krusial yang akan menentukan arah pergerakan emas dalam jangka pendek.